"...........INFO KEJADIAN DI WILAYAH ANDA..........HUBUNGI KAMI DI 110 DARI HP ANDA.........."ds

Sabtu, 30 Maret 2013

Bupati Ciamis Siap Mundur


Ciamis, – Bupati Ciamis Engkon Komara didemo oleh ratusan santri, mubalig dan aktivis LSM karena dinilai telah melakukan pelannggaran etika. Sang Bupati juga mengaku khilaf dan meminta maaf karena telah mengadakan pertemuan di tempat karaoke.
“Saya mengaku berbuat khilaf, saya meminta maaf kepada seluruh warga Ciamis,” ujar Engkon saat mendatangi massa aksi di Kantor Pemkab Ciamis.
Para pengunjuk rasa marah atas kelakuan Bupati Ciamis yang masa jabatanya tinggal satu tahun tersebut. Mereka berunjuk rasa membawa BH dan celana dalam simbol tindakan amoral yang dilakukan oleh bupati.  Engkon menegaskan siap mundur dari jabatannya jika memang terbukti ada pelanggaran etika yang serius. “Jika memang harus mundur, saya akan mundur. Tapi mari kita serahkan kepada yang berwenang,” tegasnya.  Sementara itu, Badan Kehormatan DPRD Ciamis siap menuntaskan kasus Engkon tersebut. ) Ab@h-

Kamis, 28 Maret 2013

BIRO PERJALANAN MUNDUR


CIJULANG,.- Dampak rusaknya jalan mulai dari kawasan Pangan­daran - Cimerak menyebabkan sejumlah biro perjalanan dari berbagai kota batal membawa wisatawan ke lokasi wisata di Pangandaran selatan. Alasan­nya, mereka tidak ingin me­ngambil resiko kerugian dengan biaya kerusakan (perawatan) kendaraan setelah me­lakukan perjalan.
Dengan kondisi seperti itu, target retribusi yang masuk ke kas daerah berpotensi tidak bisa tercapai. Padahal, target PAD dari sektor wisata dari objek wisata Green Canyon dan Batukaras (Cijulang) dipatok sebesar Rp 1 milyar per tahun.
Kepala UPTD Parawisata Cijulang, M. Munirulhakim, S.SoS menjelaskan, beberapa travel wisata yang membatalkan rencana perjalanan ke objek wisata di wilayah Cijulang dan sekitarnya terutama dari Jawa Tengah dan Jogjakarta.
Menurut Munirul, alasan pengelola travel membatalkan perjalanan karena tidak ingin mengambil resiko kerusakan kendaraan akibat jalan rusak.
“Mereka tidak ingin ambil resiko dengan melakukan perja­lanan wisata yang sarana jalannya jelek. Makanya, banyak travel yang sudah memboking segala persiapan untuk membawa wisatawan, namun mereka membatkan agenda tujuan tersebut,” kata Munirul seraya menyebut salah satu travel asal Yogyakarta yang membatalkan membawa wisatawan, karena armada mereka baru, sehingga tidak mau mengambil resiko sistem suspensinya rusak.
Akibat banyak travel wisata yang membatalkan perjalanan ke Cijulang, Munirulhakim khawatir target retribusi sebesar Rp 1 milyar per tahun tidak tercapai. Pasalnya kata dia, perolehan dana dari retribusi wisatawan hingga bulan Pebruari baru tercapai sekitar 10 persen (Rp 100 juta).
Pegiat Komunitas Iket Sunda (KIS) Cijulang yang juga berkecimpung dalam bidang kepariwisataan, Ayi Tohpati (30) menyebut penurunan wisa­tawan akibat jalan rusak diperkirakan mencapai 70 persen. Ayi menggambarkan, setiap akhir pekan wisatawan yang datang ke Batukaras saja mencapai 30 bus, namun akibat jalan rusak bus yang datang hanya sekitar 3 bus saja. “ Tiap akhir pekan ketika jalan bagus, tidak kurang dari 40 bus da­tang ke Batukaras, namun seka­rang hanya 3 bus saja,” kata Ayi.)Ab@h-

Rabu, 27 Maret 2013

SINDIKAT PENJUALAN ORANG DIBONGKAR



CIAMIS, (KP).- Sindikat pelaku penjualan orang (trafficking) dengan modus ingin mencarikan pekerjaan kepada korban berhasil dibongkar oleh jajaran Polres Ciamis Selasa (26/3). Korbannya sebut saja Bunga (19) warga Desa Gegempalan Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.
Menurut Yati, saudara korban. Kasus memilukan tersebut berawal saat Bunga bertemu dengan Obay (30) warha Nasol Cikoneng ang menawari Bunga untuk bekerja menjadi pelayaan Restoran di Pangandaran.  Karena diiming-imingan akan diberi gaji besar, tanpa pikir panjang Bunga lantas menyanggupinya. Namun naas bagi bu­nga, setela sampai di Pangan­daran bukan menjadi pelayan restoran seperti yang dijanjikan Obay, namun malah dijual ke­pa­da laki-laki hidung belang. Bunga oleh Obay dipaksa untuk melaani nafus birahi pria hi­dung belang. Jika tidak mau me­layani bunga diancam akan dipukul.
“Dia menjanjikan Bunga bekerja di restoran dengan janji akan hidup enak , hidup lebih baik dan hidup dengan banyak uang disana,” kata Yati.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Shohet me­ngakui telah menangkap pelaku penjualan manusia atau Tra­ficking berinisial O warga Ciko­neng Ciamis. Dari keterangan pelaku korban akan diberi Rp 300 ribu untuk satu kali kencan dengan laki-laki. Kor­ban juga dipaksa harus mela­yani tersangka. Dari pengakuan korban, ia sudah melayani tiga pria. Kami masih menyelidiki apakah ini sebuah jaringan,” kata Shohet.
Akibat perbuatannya, tersangka dijerat pasal 2 ayat 1 sub pasal 1 UU No 21 tahun 2007 tetang pemberantasan tindak pidana pedagangan orang dengan acaman kurungan maksimal 15 tahun. )Ab@h

Selasa, 26 Maret 2013

DISAMBAR MOTOR, SISWA KELAS II SD MENINGGAL


CISAGA,-Fahri (8) siswa kelas 2 SDN 2 Karangkamulyan korban kecelakaan lalulintas akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah sempat dirawat di RSUD Banjar. Korban tewas setelah tertabrak motor Hon­da Vario nopol Z 2625 TH di Jalan Ciamis-Banjar tepatnya di Dusun/Desa Karangka-mulyan Rt 10/3.
Akibat peristiwa tersebut, korban mengalami patah tulang bahu sebelah kanan. Tak hanya itu, dari hidung dan telinganya juga terus menerus mengeluarkan darah segar.
Sementara pengendara mo-tor Agus warga Sukamenak Desa Mekar Mukti Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis juga ikut dilarikan ke rumah sakit.
Berdasarkan informasi yang dihimpun “KP” di lokasi kejadian tidak ada yang mengetahui persis peristiwa tragis tersebut. Warga baru tahu ada kecelakaan setelah terdengar suara keras yang bersumber dari motor yang jatuh.
“Saya tidak tahu persis kejadian sebenaranya, baru setelah terdengar suara kerras, saya keluar dan melihat motor sudah jatuh dan terpental lebih dari 15 meter. Setelah itu saya lihat pengendara tergolek,” ujar Kaur Umum Desa Karangkamulyan Uchuy yang juga tetangga korban di lokasi kejadian.
Menurut Acuy, awalnya tidak diketahui ada anak yang tertabrak, tetapi sektiar 15 meter dari lokasi kejadian terlihat Fahri sudah tergolek dengan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya.
“Warga langsung mengentikan sebuah mobil untuk mengantar Fahri dan pengendara motor ke RSUD Banjar,” ujarnya.
Mungkin karena, mengalami luka parah dan patah bahu sebelah kanan, pukul 16.00 korban meninggal setelah mendapat perawatan dari Tim dokter RSUD Banjar. Fahri akan dikebumikan di pemakan di dusun Karangkamulyan.
“Keluarga penabrak dari Mekarmukti Cisaga sudah mendatangi rumah korban, dan akan bertanggung jawab atas kejadian itu,” ujarnya. )Ab@h-

Senin, 25 Maret 2013

Widih! Satuan Reskrim Polres Ciamis, Ciduk Tiga Mucikari


CIAMIS,- Satuan Reskrim Polres Ciamis, ciduk tiga penyalur wanita (Mucikari). Ketiga pelaku, Dayat Supriatna warga Ciamis, Gebay dan Rizal warga Kabupaten Tasikmalaya itu diamankan saat polisi menggelar Oparasi Bunga Lodaya 2013, Senin (18/3) malam.
Penangkapan ketiga pelaku berawal saat polisi mencurigai seseorang sebagai komplotan penyalur wanita.  Untuk membuktikan kecurigaan tersebut, anggota dari Polres Ciamis pun menyamar sebagai konsumen yang memesan tiga wanita malam.  Pelaku yang menyanggupi, langsung mengirimkan tiga wanita sesuai pesanan melalui telepon.“Saya ditelepon untuk mengirimkan ‘Nasi Timbel’ ke salah satu tempat hiburan di Ciamis. Saya mengambil tiga wanita itu dari Tasik dan langsung diantarkan ke tempat sesuai pesanan. Saya nggak tahu kalau pemesan itu anggota yang memastikan,” kata Dayat.
Dayat mengaku, baru tiga bulan menjalankan bisnis haramnya itu dan hanya bertindak sebagai perantara bukan penyalur langsung. Kalaupun mendapat pesanan Dayat meminta ke rekannya Gebay melalui telepon.
“Kalau sudah sesuai dan disetujui, Gebay langsung menyiapkan pesananan. Wanita yang disediakn mulai harga Rp300 ribu hingga Rp1 juta tergantung kondisi wanitanya. Biasanya saya memasok dari Tasik dan Ciamis,” tuturnya.Sementara itu Kasat Reskrim Polres Ciamis, AKP Shohet mengaku bahwa penangkapan dilakukan melalui operasi bunga lodaya yang sengaja dilakukan dengan sasaran traffcking.
“Hasilnya kami mendapati tiga laki-laki dan tiga perempuan. Keenam orang itu sudah kami amankan di Mapolres Ciamis,” kata Shohet, Dia mengungkapkan, penggerebegan dilakukan di salah satu hotel di Ciamis. Penangkapan sendiri berawal dari penyamaran anggota yang memesan wanita, setelah mucikari dan wanita datang, langsung ditangkap.
“Kendati tidak ada yang di bawah umur, namun semua pelaku akan dikenakan Uu perlindungan anak. Sebab telah melakukan perdagangan manusia dengan ancaman 15 tahun penjara,” jelasnya. Atas kasus tersebut, pihaknya akan terus menyelidiki. Polisi menduga masih ada penyalur wanita yang tingkatnya lebih besar. )Ab@h-

Jumat, 22 Maret 2013

BUPATI BLAK-BLAKAN SOAL ISU KARAOKEAN


CIAMIS, -Bupati Ciamis Engkon Ko­mara blak-blakan terkait isu karaoekan yang menyudutkan dirinya berawal dari pemberitaaan salah satu surat kabar. orang nomor satu di Ciamis terseut juga mensinyalir ada gerakan-gerakan yang ingin menjatuhkan dirinya dari jabatan Bupati Ciamis.
Hal itu disampaikan Engkon saat membuka Konferensi War­tawan Indonesia (PWI) Per­wa­kilan Ciamis-Banjar 2013 di Hotel Tyara, Ciamis, Kamis (21/3). “ Sangat kentara dibelakang aksi-aksi belakangan ini ada pendorong yang ingin cepat naik jadi bupati. Padahal jabatan saya kurang dari satu tahun lagi,” ujarnya
Engkon berharap, masyara­kat tidak menghakimi dan terpancing dengan hal-hal yang ti­dak jelas. Karena yang akan rugi juga masayarakat. Apalagi menjalang pertarungan politik dalam pilkada Ciamis.
“Saya bukan membantah, tapi fakta yang sebenarnya saya ke Tasik karena undangan Pak Tatang (Cawagub Jabar) juga ada staf saya meninggal dunia yang di rawat Tasikmalaya, se­te­lah itu pulang. Tidak seperti di­beritakan salah satu koran karaokean hingga pukul 3. Ya Alloh ko begitu,” ujar Engkon.
Meski demikan, engkon menegaskan, tidak akan terpancing dengan aksi-aksi yang sebenarnya sangat merugikan dirinya dan pemerintahan ka­bupaten Ciamis. Pasalnya mun­culnya isu itu dan aksi kemarin bernuansa politis yang ingin menjatuhkan dirinya dari jabatan bupati.
“Tahun ini Ciamis akan meng­gelar Pemilukada dan juga proses pemisahan Daerah Otonom Baru (DOB) Pangan­daran. Kita duga kearah sana. Sa­ya juga menerima pesan singkat ujung-ujungnya politik dan minta uang. Makanya saya hanya akan menunggu hasil pe­nelusuran Badan Kehor­matan DPRD, ” ujarnya.
Engkon juga mengaku meski kecewa tidak akan mempersoalkan masalah itu ke ranah hukum.
Alasannya, baik yang menghembuskan isu tersebut ataupun massa yang menggelar aksi adalah warganya. Na­mun, ia meminta agar aksi digelar secara santun, tidak dengan cara-cara yang kasar.
“Semua adalah rakyat saya. Mereka terpancing dengan isu yang tidak jelas kebenarannya. Namun, untung aksi kemarin taiak terjadi apa-apa. Kalau misalnya ada pengrusakan kan perbaikannya dari uang rakyat, yang rugi rakyat juga.” ucapnya. )Ab@h.

Kamis, 21 Maret 2013

logo Kab. Pangandaran


PANGANDARAN,Setelah vakum beberapa waktu, proses seleksi penentuan logo Kab. Pangandaran digelar kembali, di Hotel San­daan Pangandaran, Rabu (20/3). Penyeleksi logo Kab. Pangandaran, yang semula berjumlah 17 orang, sekarang dikerucutkan menjadi 9 orang (Tim 9).
Kerja Tim ini bekerja untuk menetapkan 3 logo terbaik dari 10 logo Kab. Pangandaran yang telah dipilih sebelumnya. Sete­lah terpilih 3 terbaik, maka logo yang dikirimkan para “patandang” akan diseleksi kembali oleh akademisi dan para kepala desa se Kab. Pangandaran.
Ketua pelaksana kegiatan sayembara logo Kab. Pangan­daran Wagiman, didam­pingi sekretarisnya Sukirman menjelaskan, seleksi logo Kab. Pangandaran dilakukan secara tertutup. Penyeleksian untuk ditetapkan menjadi yang terbaik, dilakukan secara ketat dengan mempertimbangkan aspek makna simbol gambar, komposisi warga, proporsi bentuk, dan semboyan (motto) pada logo tersebut.
“Terus terang, kami bekerja sangat hati-hati dan cermat untuk menetapkan 3 terbaik, dari 10 logo hasil seleksi sebelumnya. Sepuluh logo yang terpilih sebelumnya, masing-masing memiliki karakteristik tersendiri yang menggambarkan ciri khas Pangandaran, sehingga tim kesulitan untuk menentukan 3 terbaik,” kata Wagiman.
Dikatakan Wagiman, untuk menghilangkan faktor subjektivitas dalam menyelekasi logo Kab. Pangandaran, maka identitas peserta ditiadakan. Se­hingga, para penyeleksi hanya melihat bentuk logo, tanpa dibubuhi nama, alamat, no hand phone atau tanda apapun yang menengarai peserta.
Ketua Presidium Pem­ben­tukkan Kab. Pangandaran H. Supratman didampingi sekretarisnya Andis Sose menam­bah­kan, pihaknya sangat bersungguh-sungguh dalam menetapkan logo Kab. Pangan­daran. Logo, kata Supratman, menunjukkan identitas bahkan bisa menjadi kebanggan bagi masyarakatnya.
“Tim yang dibentuk untuk menyeleksi logo Kab. Pangan­daran bekerja dengan profesional. Dengan sikap profesional para penilai, diharapkan logo Kab. Pangandaran terbaik, yang dapat menjadi identitas daerah atau kebanggan masya­rakat,” papar Supratman.
Hingga berita ini ditulis, Rabu petang kemarin, Tim 9 masih bekerja untuk menentukan logo Kab. Pangandaran. Penyeleksian dilakukan dengan mendiskusikan tiap detail karya peserta dengan kriteria yang ditetapkan secara objektif dan profesional agar hasil yang dicapai berkualitas.)'Ab@h***

Rabu, 20 Maret 2013

Ruas Jalan Banjarsari-Pangandaran Hancur


CIAMIS,- Ruas jalan antara Kecamatan Banjarsari hingga kawasan wisata Pangandaran hancur. Rusaknya jalur wisata salah satu andalan tujuan periwisata Provinsi jawa Barat itu semakin diperparah dengan bertambah banyaknya kendaraan besar seperti truk pengangkut batu dan pasir besi yang diduga melebihi tonase.

Banyaknya ruas jalan yang hancur mengakibatkan banyak terjadi kecelakaan. Demikian pula sejumlah truk pengangkut batu besar yang menuju projek pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Pangandaran terguling. Lokasi tergulingnya truk pengangkut batu ditandai dengan berserakannya batu tersebut di tepi jalan. Batu yag rata-rata berukuran besar itu ditinggalkan begitu saja, seperti yang terdapat di daerah Emplak, Kecamatan Kalipucang dan di Padaherang.

Salah satu titik yang parah terdapat di Kecamatan Padaherang, hampir sepanjang jalan wisata yang melintas kecamatan tersebut kondisinya rusak parah. Akibat banyaknya lubang besar di badan jalan, mengakibatkan pengemudi kendaraan sulit untuk melintas pada bagian jalan yang masih bagus. Dari sekian ruas yang hancur terdapat tidak jauh dari Bala Desa Karangmulya, Padaherang, pada salah salah satu sisi badan jalan ambles, sedangkan sisi lainnya terangkat hingga setengah meter. Dari bagian badan jalan yang terangkat itu terlihat beberapa lapisan aspal.

"Kondisinya sangat berbahaya, khususnya untuk kendaraan yang melaju dari arah selatan atau Pangandaran. Pengemudi harus lebih hati-hati jika melintas lokasi tersebut. Tidak hanya itu saja saat turun hujan, jalan juga licin," ungkap Entang, warga Padaherang, Minggu (17/3/13).

Dia mengungkapkan warga sudah bosan dengan kondisi jalan yang saat ini hancur, padahal ruas jalan tersebut baru sekitar satu tahun selesai diperbaiki. Hancurnya badan jalan semakin bertambah cepat, bersamaan dengan bertambahnya volume truk besar yang melintas. Truk yang melintas tidak hanya mengangkut pasir besi dan batu berukuran besar, akan tetapi juga beberapa jenis truk lainnya yang mengangkut kayu.

Sebelumnya kepala Dinas Bina Marga Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Ciamis Deden Wahidin mengungkapkan bahwa hancurnya jalan menuju kawasan wisata Pangandaran berstatus sebagai jalan nasional. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi di jalur lintas selatan ruas antara Kecamatan Cijulang - Pangandaran, akan tetapi juga Banjarsari - Pangandaran.

"Jalan tersebut merupakan jalan nasional. kami sudah melaporkan hal itu kepada pemerintah pusat maupun Provinsi Jabar. Seperti halnya masyarakat, kami juga berharap agar jalan tersebut dapat segera diperbaiki, apalagi jalan tersebut merupakan jalur wisata dan perekonomian masyarakat," ujarnya.

Dia menambahkan kondisi jalan yang hancur tidak hanya untuk jalan nasional dan provinsi saja, akan tetapi sejumlah jalan kabupaten juga kondisinya rusak parah. terbatasanya anggran menjadikan jalan ruysak tidak bisa diperbaiki sekaligus. "Anggarannya terbatas, sehingga untuk perbaikan dilakukan secara bertahap. Sebenarnya semua masuk dalam prioritas, karena juga dibutuhkan masyarakat, hanya saja ada yang harus lebih didahulukan," tuturnya.)'Ab@h***

Selasa, 19 Maret 2013

BERTAHUN-TAHUN WARGA DUA DESA MIMPIKAN JEMBATAN


KAWALI,  – Harapan masyarakat di wilayah Kecamatan Kawali dan Jatinagara untuk memilik jembatan hanya angan-angan belaka, karena hingga kini jembatan yang menghubungkan Desa Linggapura Kecamatan Kawali dan Desa Cintanagara Kecamatan Jatinagar dan telah bertahun-tahun diimpikan tersebut belum juga terealisasi.Padahal sebelumnya sudah ada petugas melakukan pengukuran kali yang rencana akan dilintas jembatan tersebut.
Kini untuk menyebrang, war­ga hanya memanfaatkan jembatan gantung Cukang Kiwing yang dibangun tahun 1945.Kini kondisi jembatan gantung yang melintas di atas kali Cimuntur sepanjang 30 meter dan lebar 1 meter terbuat dari bambu itu sudah rusak.Kepala Dusun Nanggela Desa Linggapura, Kartiwa mengaku tahun 2011 sudah ada dari pemerintah yang mensurvey. Na­mun tanpa alasan pembanguna jembatan belum terea­slisasi. Padahal masyarakat telah membutuhkannya.
“Mengingat biaya besar, kami tak akan menuntut untuk dibuatkan jembatan permanen. Ka­mi hanya butuh bantuan kawat seling dari baja, tidak se­mua­nya menggunakan bam­bu. Sela­ma ini belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, “ jelasnya.
Sementara Kepala Desa Cintanagar, Said Suradi keberadaan jembatan memang sangat diperlukan warganya. Sela­ma ini kalau ingin pergi ke Desa Ling­gapura jika melalui jembatan jaraknya hanya 2 km, tetapi ka­lau menggunakan jalan lain bisa mencapai 8 km dan harus melewati wilayah tiga desa di Keca­matan Jatingara.
Selain itu, anak sekolah jika akan pergi ke sekolah juga meng­­gunakan jembatan tersebut. Begitu juga dengan warga sekitar jika mau pergi ke pasar, Puskesmas juga harus melewati jembatan tersebut. 
Sementara sekarang kenda­ra­an roda dua tidak bisa melewati jembatan gantung tersebut ka­re­na kondisi bambu sudah ra­puh. 
“Untuk masalah pelebaran ja­lan kami sudah berkoordinasi dengan warga yang ada di dua desa dan mereka sangat merspon sekali, “ jelasnya. )ab@h.

Senin, 18 Maret 2013

PUSKESMAS JADI UJUNG TOMBAK YANKES


CIAMIS,-Keberadaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) apalagi Puskesmas Pembantu (Pus­tu) selama ini masih dipandng sebelah mata oleh masyarakat. 
Namun sekarang justru sebaliknya, karena Puskesmas dan Pustu telah menjadi ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan primer.
“Pelayanan kesehatan primer yang dilakukan puskesmas akan menjadi ujung tombak pengendalian mutu kesehatan mas­yarakat, salah satunya adalah menentukan mana pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit atau tidak,” jelas Kabid Pe­la­yanan Kesehatan (Yankes) Di­nas Kesehatan Kabupaten Ciamis dr.H.Rijali Sopyan,Minggu (17/3).
Dengan demikian semua Puskesmas bisa optimal dalam melaksanakan kegiatannya se­suai dengan program pokok Puskesmas dalam lingkup yang lebih kecil yang membawahi wi­layah untuk satu atau dua desa.
“Kami berharap pelayanan kesehatan di Puskesmas bisa meningkatkan kualitas masya­rakat, mengubah paradigma sa­kit menjadi sehat sehingga mas­yarakat tetap sehat. Selain itu Puskesmas bisa menjadi ujung tombak layanan kesehatan ma­syarakat,”tegas H.Rijali Sopyan.
Selain itupula ditegaskan Puskesmas hendaknya mening-katkan peran puskesmas sebagai gatekeeper di tingkat layanan kesehatan primer disamping meningkatkan kualitas layanan di tiap jenjang pela­yanan kesehatan.
Puskesmas,kata dia,selain diharapkan akan menjadi ujung tombak pengendalian mutu bagi kesehatan masyarakat juga para dokter yang bertugas di Puskesmas diharapkan pula dapat memberikan layanan bintang lima pada masyarakat sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan World Health Organization (WHO).
“Saat ini peran Puskesmas maupun Pustu dan juga para dokter serta petugas medis lainya di Ciamis terbilang sudah baik,hal itu karena puskesmas sudah memiliki standar pelayanan tersendiri dan juga adanya peran serta pemahaman masyarakat akan kesehatan yang telah meningkat,meski demikian mari kita terus ting­katkan,hingga kualitas kesehatan bisa lebih meningkat lagi,”ungkap dr. H.Rijali Sopyan.(-ab@h

Sabtu, 16 Maret 2013

TIAP HARI SEBRANGI SUNGAI MENUJU SEKOLAH


Sidamulih- Belasan siswa SD dari Kampung Melewong, Dusun Muaratiga, Desa Kersaratu, Sidamulih, setiap hari terpaksa harus menyebrangi sungai sebanyak tiga kali, untuk bisa sampai ke sekolah. Pasalnya, keberadaan Sungai Melewong di daerah mereka, tidak memiliki jembatan untuk menyeberang.
Letak Kampung Melewong dengan kampung lain di sekitarnya, dipisahkan oleh Sungai Melewong yang tidak memiliki jembatan. Kondisi Sungai Melewong yang berkelok-kelok, mengakibatkan warga harus menyeberang sungai tersebut sebanyak tiga kali, supaya bisa sampai ke kampung terdekat.
Siswa Kelas II SDN 4 Sidomulyo, Mita Kustiana (8) menceritakan, agar pakaian dan sepatunya tidak basah, solusinya menggunakan kayu atau bambu sebagai titian. Bambu dan kayu tersebut biasanya disimpan di tempat tersembunyi jika selesai digunakan.
“Kayu dan bambu yang selesai dipakai, terus disimpan di tempat khusus. Kalau tidak disimpan ada kalanya hujan, jadi kayunya suka hanyut,” kata Mita.
Menurut Mita, ia mengaku sering jatuh di Sungai Melewong. Tepatnya ia jatuh, saat kakinya terpeleset ketika meniti batang kayu atu bambu yang dipakai menyeberang.
“Kalau jatuh di sungai ya sering Pak. Jika kaki saya terpeleset pada saat menyeberang sungai menggunakan bambu, ya pasti jatuh, atuh,” terang Mita.
Menurut Mita, walaupun jam sekolah memungkinkan pulang lebih dulu ke rumah, namun ia tetap pulang bersama-sama dengan teman-temannya yang kelasnya tinggi. Karena, kata Mita, ia takut pulang sendiri, khawatir pada saat melintas sungai terjatuh dan terbawa arus.
“Terpaksa, saya pulangnya sama-sama dengan kakak kelas. Pulang sendirian takut, kalau-kalau jatuh
pada waktu


melintas sungai,” kata Mitha.
Warga Kampung Melewong, Iwan (36) mengaku khawatir tentang keselamatan anak-anak sekolah yang setiap hari melintas sungai, akibat tidak ada jembatan. Apalagi, jika semalaman hujan para orangtua biasa mengantar mereka ke tepi sungai untuk menyeberangkan anak-anaknya, atau sama sekali melarang mereka berangkat sekolah.
“Mereka sudah terbiasa melintasi sungai. Namun, apabila hujan turun dan air sungai meluap mereka tidak berangkat ke sekolah lebih baik tinggal di rumah,” kata Iwan.
Kepala Dusun Muaratiga, Tursih berharap dengan terbentuknya Kabupaten Pangandaran nanti, pemerintah mau peduli. Menurut Tursih, keberadaan jembatan bagi masyarakatnya sangat penting, untuk bertransportasi.
“Kami minta dukungan terhadap pemerintah Kabupaten Pangandaran. Jembatan di Sungai Melewong sangat penting untuk kami, karena kami akan leluasa untuk pergi kemana saja dan kapan saja jika jembatannya ada,” kata Tursih.
Tarsih menggambarkan rasa misrisnya ketika warganya ada yang harus melahirkan ke Puskesmas. Menurut dia, karena tidak ada jembatan warganya yang akan melahirkan terpaksa ditandu, karena kendaraan tidak bisa masuk. (Ab@h)

Jumat, 15 Maret 2013

FPI GARUK LIMA PASANGAN MESUM


CIAMIS, -Puluhan warga yang tergabung dalam FPI (Front Pembela Islam) be­kerjasama dengan ang­gota Polisi dari Polres Ci­amis melakukan swiping ke hotel yang diduga sering dilakukan pratek me­sum serta ke warung jamu yang diduga menjual mi­nu­man keras Rabu (13/4) malam.
Dari hasil swiping tersebut lima pasangan mesum ditambah satu orang pengantar PSK (Pekerja Seks Ko­mersil) berhasil ditangkap. Dari lima pasang tersebut ada seorang diantaranya seorang mahasiswa.
“Kami melakukan ini karena ada laporan dari masyarkat ada PSK bukan orang Ciamis melakukan prakteknya di Ciamis, dari situlah kami ber inisiatif melkukan swiping,” kata Wali Laskar FPI Ust. H. Wawan Malik Marwan.
Dikatakan Wawan lima pasangan tersebut lalu digelandang ke Mapolres Ciamis untuk didata dan selanjutnya diproses. Dari data yang diperoleh ada beberapa PSK yang sudah langgangan terjaring razia pekat. 
Razia dimulai dari Pon­pes Darul Falah Dusun Ciaren DesaSukamaju Ke­ca­matan Baregbeg Ciamis, menuju kos-kosan di sekitar Kampus Universitas Galuh Ciamis.Kemudian dilanjutkan sejumlah Ho­tel yang berada di wila­yah Ciamis kota dan beberpa warung Jamu yang diduga menjual minuman keras dan diakhiri di hotel Grenn Arindra Jalan Rumah Sakit Ciamis./ab@h

Kamis, 14 Maret 2013

TUJUH KADES DESAK BANGUN TUGU PERBATASAN


KALIPUCANG, Sebanyak tujuh kepala desa di Kec. Kalipucang sepakat mengusulkan kepada pemerintah, agar tugu perbatasan provinsi Jabar dengan Jateng yang idealnya dibangun di Kalipucang untuk segera dibangun. Pasalnya, di daerah Cila­cap Jateng (sekitar 200 m dari wilayah Jabar) tugu provinsi Jateng sudah dibangun cukup lama dan berdiri megah.
7 Kades tersebut masing-masing, kepala desa Kali­pu­cang, Banjarharja, Tunggilis, Ciparakan, Emplak, Cibuluh, Bagolo, dan Putrapinggan.
Menurut para Kades, cocoknya untuk membangun tugu perbatasan Jabar-Jateng yang dipisahkan Sungai Citan­duy, dibangun di bilangan Magesen, Ds/Kec. Kalipucang. Di lokasi tersebut, terdapat area pesawahan cukup luas, sebelum menyeberang jembatan Pancimas menuju Cilacap.
Kepala Desa Kalipucang Ono Suryono mengatakan trenyuh jika bepergian ke Jateng, melewati daerah sekitar Jembatan Pancimas (menghubungkan Jabar-Jateng). Dikatakan dia, jika masuk daerah Jateng tersebut, dirinya merasa disambut dengan ramah, karena terda pat tugu perbatasan yang dibuat menyerupai taman serta berdiri megah.
“Sebaliknya, jika saya pulang dari daerah Jawa Tengah dan masuk ke wilayah Jabar, seakan tidak ada sambutan apapun, karena memang di daerah kami tidak ada tugu perbatasan yang menandai beda kawasan,” kata Ono.
Kordinator kepala desa se Kec. Kalipucang, Aman Ruk­man mengaku mengetahui, jika tugu perbatasan provinsi Jabar yang idealnya dibangun di Kalipucang, seringkali diusul­kan oleh pihak desa kepada pemerintah. Bahkan, kata Aman, usulan tugu perbatasan tersebut menjadi usulan proritas dalam setiap Musrenbang di Kec. Kalipucang.
“Tapi kami heran, mengapa tugu perbatasan yang menjadi usulan prioritas tidak juga dikabulkan pemerintah. Toh, tugu perbatasan (provinsi) bukan hanya kebanggan warga Kali­pu­cang, namun akan menjadi kebanggan dan ciri khas mas­ya­rakat Jabar,” papar Aman.
Sementara itu, saking antusiasnya para kepala desa yang terdiri dari kepala desa Kalipucang (Ono Suryono), kepala desa Banjarharja (Aman Rukman), kepala desa Tunggilis (Ilan Gumilar, SH) dan kepala desa Ciparakan (Tawin) mengajak KP ke lokasi sambil menunjukkan lokasi yang dipandang ideal. Ab@h


Rabu, 13 Maret 2013

CIAMIS PERLU DIRANCANG ULANG


CIAMIS, -Kabupaten Ciamis agar mempersiapkan konsep pembangunan yang jelas pasca hilanganya potensi unggulan yang dimiliki Pangandaran.
“Kawasan Pangandaran me-rupakan aset potensial. Kalau sudah hilang, Kab. Ciamis ha­rus merancang ulang konsep pembangunan daerahnya ber­dasarkan potensi dan kondisi yang dimiliki,” demikian disampaikan Ir. Tiwa Sukrianto saat menyampaikan materi pada Musrenbang RKPD Kabupaten Ciamis, Selasa (11/3) di Gedung Islamic Center.
Menurut mantan Kepala Bap­peda Ciamis itu, tantangan pemekaran baik Daerah Otonomi Baru (DOB) maupun Kab. Induk sangat berat. Bahkan hasil evaluasi Kemen-trian Da­lam Negeri dari 205 DOB, 70 persen gagal menciptakan tata kelola, layanan publik dan kesejahteraan. Padahal itu tujuan dari pemekaran.
Menurut Tiwa, dengan hilangnya Pangandaran sebagai sumber PAD? potensial, maka akan berpengaruh terhadap APBD. Oleh karena itu diperlukan terobosan baru dalam meningkatkan efektivitas pemungutan PAD dan menginvetarisir sumber PAD baru.
Disisi lain, kata Tiwa, Kawasan pangandaran bukan hanya andalan Ciamis, tapi andalan Jawa Barat yang sedang dirintis menjadi Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Juga salah satu kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Agar tidak menjadi DOB gagal, kata Tiwa, diperlukan sumber daya aparatur yang kreatif, inovatif dan responsif untuk mengelola pemerintahan dan pembangunan. Pengem-bangan perekonomian yang bertumpu pada sektor pertanian, pariwisata dan bisnis kelautan yang harus didukung oleh sektor lainnya. ab@h

Senin, 11 Maret 2013

ANGGOTA TNI PUN LIHAI BERMAIN NAGA LIONG


SIAPA bilang anggota TNI hanya bisa mengoperasikan sen­jata. Anggota Tentara Na­sio­nal Indonesia (TNI) yang gagah berani ternyata juga bi­sa bermain Liong, kesenian khas dari warga Tinghoa. 
Dengan gaya khas, mereka dengan lihai memainkan naga lion dan barongsai pada perayaan Cap Go Meh di Alun-alun Ciamis Minggu (10/3). 
Dengan penampilan yang menawan tersebut, membuat ribuan penonton terkesima. Mereka dar berbagai etnis dan agama berbaur menyaksikan pawai barongsi tersebut.
Kemeriahan berawal saat sejumlah warga etnis Tiong­hoa mengeluarkan patung de­wa dan dewi dari Klenteng Hok Tek Bio. Ke­mudian pa­tung-patung tersebut diarak keluar klenteng, sambil digo­yang-go­yang mengelilingi jantung Kota Ciamis, kemudian di lanjutkan dengan aksi ba­rongsai dan naga liong di Alun-alun Ciamis. 
Namun ada yang lain dari penampilan naga liong kali ini, Penampilan naga liong yang smepat membuat ribuan pe­nonton berdecak kagum ter­sebut dimainkan oleh grup Na­ga Doreng Semarang yang berisikan anggota TNI dari pa­sukan Arhanudse 15 Dam IV / Diponegoro Jawa Tengah.
Kemudian dalam acara ini Bupati Ciamis H. Engkon Ko­mara dan wakil bupati Ciamis H. Iing Syam Arifien yang ha­dir menyaksikan pawai ba­rong­sai ini berkesempatan mem­berikan ke beberapa bangrongsai yang beraktaksi di depan panggung kehormatan yang juga dihadiri oleh Sekda Kabupaten Ciamis serta SKPD.
Dedi salah seorang warga Ciamis yang menyaksikan kemeriahan acara ini, mengata­kan bahwa pawai ini cu­kup meng­hibur warga Ciamis, ba­rongsai ini adalah salah satu pertunjukan yang bisa di bilang aneh karena tidak bisa di lihat setiap saat. Tetapi paling tidak bisa dilihat di Ciamis satu ta­hun sekali.
“Saya sangat senang sekali melihat ini, ini kan jarang un­tuk melihat apalagi ada TNI yang memainkan liong itu sangat menarik sekali,” pung­kas Dedi.


Sabtu, 09 Maret 2013

KUNJUNGAN WAKA POLDA DI POLRES CIAMIS

Ciamis,- Jumat tgl 8 Marret 2013 Polres Ciamis mendapat kehormatan menerima kunjungan orang no 2 di Polda jabar yakni Waka Polda Jabar Bapak Brigjen Pol H RYCKO AMELZA DAHNIEL, MSi.

Pada kesempatan tersebut Beliau memberi pengarahan kepada Seluruh Perwira stap Mapolres Ciamis juga Para Kapolsek Jajaran Polres Ciamis yang mengambil tempat di Hotel Tiara Plaza Ciamis.


Wakapolda menginstruksikan agar jajaran mengedepankan atau memaksimalkan fungsi Bimmas dan Intel untuk antisipasi gangguan Kamtibma, Pengarahan Wakapolda Selain mengedepankan fungsi Kamtibmas, 
Dalam menciptakan suatu kamtibmas diperlukan upaya maupun inovasi sehingga pelaksanakan tugas dalam berjalan optimal serta memperoleh hasil yang maksimal, untuk itu setiap kegiatan yang dilakukan oleh personil Polsek dalam upaya menciptakan kamtibmas senantiasa dilakukan evaluasi melalui analisa yang dilakukan para pengemban firstline supervisor, sehingga kebijakan pimpinan dapat dilaksanakan dengan tepat dan benar.
Acara yang berlangsung dari pk16.00 Wib s/d 18.00 Wib berlangsung hidmat,  namun dengan suasana yang penung kekeluargaan.

Jumat, 08 Maret 2013

DI CIAMIS LAKALANTAS TINGGI


CIAMIS, - Angka kecelakaan lalulintas di wilayah Kabupaten Ciamis terbilang cukup tinggi. Menurut Kasat Lantas Polres Ciamis AKP Andriyanto hingga bulan Maret 2013 lakalantas sudah terjadi 39 kasus. Dalam kecelakaan tersebut 17 orang meninggal dunia, 7 luka berat dan 14 luka ringan. Kerugian material lebih dari 82 juta.
Penyebab kecelakaan imbuh AKP dari beberapa faktor diantaranya akibat faktor pengendara, infrastruktur jalan, cuaca, maupun kondisi ken­daraan yang tidak layak jalan.
Guna meminimalisir terjadinya lakalantas tersebut, pihaknya akan memasang 100 poster yang berisi seruan untuk berhati-hati di daerah rawan kecelakaan. Poster berukuran sekitar 1,5 x 2 meter bergambar tengkorak dengan bertuliskan “hati-hati Daerah rawan kecelakaan” akan dipasang di sepanjang jalan Kabupaten Ciamis.
“Poster itu, akan dipasang sepanjang jalan di kabupaten Ciamis dengan jarak masing-masing 2,5 KM. Mulai jalur Ciamis kota-Cihaurbeuti, Cia-mis Kota-Panwangan, Ciamis Kota-Pangndaran,” ujar Andri Kamis (7/3)
Pihaknya juga akan bekerjasama dengan pengusaha angkutan umum untuk mela-kukan sosialisasi keselamatana berkendaraan bagi pengemudi. Pengusaha angkum juga diharapkan rutin memeriksakan kelayakan kendaraan demi keselamatan penumpang.(ab@h-

Kamis, 07 Maret 2013

SOAL SAMPAH PANGANDARAN BELUM TUNTAS


PANGANDARAN, Pengelolaan sampah di Pangandaran, pasca jalan menuju TPA Purbahayu ditutup ternyata belum tuntas. Sampah yang dialihkan penimbunannya ke lokasi lain telah menimbulkan pencemaran baru di lokasi tersebut.
Pasca penutupan akses jalan, sampah tidak lagi ditimbun di depan Kantor UPTD Ciptakarya Pangan­daran. Sampah ditimbun di belakang kantor UPTD PLKB Pangandaran.
Namun, pengalihan loka­si penimbunan sampah ternyata, mengakibatkan pencemaran di sekitar ling­kungan kantor kerja para penyuluh KB. Aroma sampah yang tidak telah mengganggu suasana kerja, dan air baku menjadi berbau.
Kepala UPTD PLKB Pangandaran, Nurjaman menjelaskan, penimbunan sampah di belakang kantornya, sama sekali tidak berkordinasi dengannya. Tahu-tahu, sampah diangkut menggunakan alat berat dan ditimbun di belakanga kantor.
“Awalnya, sampah tidak mengganggu, karena sebelum ditimbun dibuat lobang terlebih dahulu. Rupanya, karena volume sampah terus bertambah, akibatnya menimbulkan dampak seperti bau tak sedap dan air sumur kami menjadi tercemar,” terang Nurjaman.
Menurutnya, ka­rena gejala tersebut pihaknya sudah menyampaikan keluhan kepada pihak UPTD Ciptakarya Pangan­daran. Namun, tak tuntas, karena faktanya hingga kurun waktu ini, sampah masih beronggok di belakang kantornya.
“Upaya penyelesaian sampah di belakang kantor kami, belum ada solusinya. Setelaha kami menyamapaikan keluhan kepada pihak UPTD Ciptakarya Pangandaran, hingga saat ini, samapah masih ada,” kata Nurjaman.
Kepala Bagian Keber­sih­an UPTD Cipta­karya Pa­ngandaran Cucu menjelaskan, untuk mengendalikan sampah yang bertum­puk di belakang Kantor UPTD PLKB Pangandaran, pihaknya mengalami kesulitan. Pasalnya, kata dia, alat berat yang biasa digunakan sedang mengalami kerusakan mesin. “Kami paham benar apa yang dirasakan kawan-ka­wan yang bekerja di UPTD PLKB Pangandaran,” katanya.

Rabu, 06 Maret 2013

IMIGRAN KABUR DI TENGAH JALAN



PANGANDARAN, - Iring-iringan kendaraan berpenumpang imigran gelap yang tercokok di pusat kota Ciamis, belingsatan di tengah jalan. Dari 54 orang yang terdata empat orang di antaranya sempat kabur dan tertangkap di Pangandaran. Lagi, imigran gelap asal Iran ditangkap jajaran Polair Polres Ciamis. Selasa pagi (5/3). Mereka ditangkap di terminal bus Pangandaran saat turun dari bus jurusan Cilacap (Ja­teng) – Pangandaran (Jabar).
Informasi yang dihimpun  me­nye­­butkan, imigran gelap asal Iran merupakan bagian dari puluhan imigran yang ditangkap di depan Kantor Bu­pati Ciamis, Senin malam (4/3).
Jajaran kepolisian Polres Ciamis me­nangkap mereka, saat iring-iri­ng­an 8 kendaraan yang membawa me­­re­ka melintas dari arah Tasik­ma­laya me­nuju Pangandaran.
Dari hasil penangkapan, sebanyak delapan kendaraan dan penumpang­nya berhasil diamankan oleh pihak ke­polisian Polres Ciamis. Kemudian, me­­reka diserahkan ke Kantor Imi­grasi Tasikmalaya
Namun, ketika aksi penangkapan berlangsung, sebanyak empat ken­daraan berhasil meloloskan diri. Ken­daraan yang membawa mereka, me­la­ju ke arah Cilacap (Jateng).
Sementara, penangkapan empat orang imigran gelap di Pangandaran dilakukan tanpa perlawanan.
Mereka ditangkap di terminal saat turun dari bus jurusan Cilacap – Pa­ngan­daran oleh jajaran Polair Pol­res Ciamis dan Sat- Intelkam Polres Ciamis.
Kasat Polair Polres Ciamis AKP F. Alamsyah menerangkan ke empat imi­gran gelap yang ditangkap oleh anggotanya diidentifikasi berasal dari Iran. Keempat imigran gelap tersebut bernama Hamid (36), Masoud (38), Muhammad (42) dan Mojtaba (30).
“Anggota kami menangkap para imigran di terminal Pangandaran dan langsung diamankan ke kantor Polair Pangandaran sekitar jam 06:30 Wib. Hasil pemeriksaan sementara identitas masing-masing Imigran bernama Hamid (36), Masoud (38), Muham­mad (42) dan Mojtaba (30) yang kemudian diserahkan ke Polres Ciamis,” ungkapnya.
Dikatakan Alamsyah, keberadaan imigran gelap asal Iran yang akan me­nyeberang Pulau Crhismast Aus­tra­lia sudah terdengar seminggu sebelumnya.
Keterangan tersebut, diperoleh dari masyarakat yang memberikan informasi kepadanya.
“Bahkan, untuk membawa imigran ke Australia, di sekitar Palataragung Pa­motan sudah ada kapal yang me­nung­gu. Rupanya, mereka sudah me­nyiapkan semua alat tranfortasi agar mudah sampai di Pulau Kristmas-Australia,” kata Alamsyah. Disisi lain, salah seorang imigran asal iran bernama Hamid menjelaskan, ia bersama rombongan berangkat dari Bogor akan kedaerah Pangandaran. Dari Bogorimigran tersebut diangkut dengan mempergunakan kendaraan roda 4 dengan jenis Avanza dan APV.


Selasa, 05 Maret 2013

WAKIL KETUA DPRD BANJAR DILAPORKAN KE BK


BANJAR, (KP).- Kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Banjar sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Banjar, Budi Sutrisno, kian melebar. Senin (4/3), Sekretaris PAC Partai Demokrat Kecamatan Pataruman, Juhandi yang tak lain korban tindak kekerasan fisik Budi Sutrisno mengadu ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Banjar.
Juhandi datang ke kantor DPRD selepas tengah hari dengan didampingi oleh pengacaranya, Nova Chalimah Girsang, SH. Selain mereka, belasan simpatisan juga tampak mengantar kedatangan Juhandi ke kantor wakil rakyat ini.
Mereka datang sambil membawa poster serta foto-foto luka yang diderita Juhandi akibat kekerasan yang dilakukan Budi Sutrisno. "Kami menuntut keadilan", "Rakyat Kecil Butuh Keadilan", begitu tulisan poster beberapa pendukung Juhandi.
Kedatangan mereka selanjutnya diterima langsung oleh Ketua BK DPRD Kota Banjar, Dayat serta anggota BK Asep Ibrahim. Kepada keduanya, Nova Chalimah me­ngutarakan bahwa tujuan kedatangan mereka tiada lain ingin mengadukan perilaku Budi Sutrisno yang dianggap telah melanggar kode etik dan tata tertib anggota DPRD.
"Pertanyaan kami, pantaskah seorang Ketua Par­tai sekaligus Wakil Ketua DPRD, bertindak kasar dan memukuli anak buahnya sendiri. Padahal Ju­han­di ini sudah 8 tahun menjadi kader Partai De­mokrat. Makanya kami menuntut agar BK mem­berikan tindakan atas kasus ini," kata Nova Cha­limah.
Sementara itu dihadapan Ketua BK DPRD, Ju­handi juga memapar­kan bahwa kekerasan yang dilakukan Budi terhadapnya tanpa didasari oleh alasan yang jelas. "Pada Senin 25 Februari itu saya langsung dimaki-maki. Sia geus ngaruksak partai, begitu ucap Budi pada saat itu," kata Ju­handi.
Setelah itu dia langsung dicekik dan dicakar. "Saya tidak melawan dan memutuskan untuk pulang. Tapi dia mencegat saya di pintu, kemudian kepala dia dibenturkan ke kepala saya. Waktu itu saya langsung ‘nangkarak bengkang’," kata Juhandi.
Dia mengaku beruntung karena saat itu sejumlah pengurus DPC Partai Demokrat segera melerai kejadian itu. "Kalau tidak ada yang melerai mungkin saya bisa mengalami luka yang lebih parah lagi," kata Juhandi.
Disamping mengadukan aksi penganiayaan tersebut, Juhandi juga melaporkan tindakan kebohongan publik yang disampaikan oleh Budi Sutrisno. "Di koran-koran Budi membantah dan mengaku tidak melakukan penganiayaan itu. Padahal faktanya sudah jelas dan benar bahwa dia melakukannya. Oleh karena itu kami juga mengadukan tindakan kebohongan publik yang dilakukan oleh Budi Sutrisno," kata Nova.
Ketua BK DPRD Banjar, Dayat menjelaskan pihaknya akan melakukan investigasi terkait laporan tersebut. "Nanti akan kita pelajari dulu laporannya. Tentunya kita juga akan meminta keterangan dari Budi Sutrisno, serta berkoordinasi dengan aparat kepolisian yang menangani kasus pidananya," kata Dayat.
Dia juga berjanji akan menangani laporan ini dengan serius. Terkait kemungkinan sanksi yang akan dijatuhkan BK terhadap Budi Sutrisno, Dayat belum bisa memastikan. "Ya belum bisa dipastikan sekarang. Tapi yang jelas sebagaimana tertera dalam aturan bahwa sanksi pelanggaran kode etik dan tata tertib anggota DPRD itu ada tiga, yaitu teguran lisan, teguran tertulis dan yang paling berat adalah di-PAW (Pergantian Antar Waktu)," kata 

Senin, 04 Maret 2013

Bila Menangis, Cila (21 Bulan) Mengeluarkan Air Mata Darah


“Saya baru mengetahui sekitar 10 hari lalu. Ada yang mengabari kalau Cila nangis hingga airmata darahnya bercucuran membahasi seluruh wajahnya belum dari bagian lubang lainnya sehingga kami kaget segera dibawa Ke Balai Desa dan RS Cideres.” ungkap Dian.
Tika ditemui di RS Cideres menyebutkan, kelainan yang dialami anaknya tersebut sudah terjadi sejak dalam kandungan. Saat itu usia kandungannya menginjak 9 bulan ternyata bayi yang dikandungnya tidak ada di dalam perut melainkan beralih ke bagian pinggang belakangnya. Keyakinan itu karena dirinya sempat menjalani USG di RS Sumedang setelah keluarganya kaget mengetahui kandungan Tika dianggap raib.
“Ketika itu kandungan ada di belakang tulang, namun ketika melairkan Selasa siang 3 Mei 2011 lalu ternyata bayi seperti biasa kembali ke bagian perut.” ungkap Tika.
Untuk penyembuhan penyakit anaknya Tika mengaku pernah melakukan pengobatan kepada seorang paranormal. Hasilnya menyebutkan kalau Cila harus dipertemukan dengan ayah kandungnya. Maklum dia sudah ditinggal kabur oleh ayahnya sejak usia 8 bulan dalam kandunga, Ayahnya yang berasal dari Brebes kini entah di mana.
Sementara itu dokter mata di RS Cideres Vivi Vinilarikaa, usai melakukan pemeriksaan terhadap Cila menyebutkan, kelopak dan retina mata cukup bagus demikian juga dengan anatomi. “Kita rujuk ke dokter anak, karena kelopak mata, dan bola mata juga normal,” ungkap Vivi.

Sabtu, 02 Maret 2013

Telepon ke 110, Polisi Langsung Datang


Mabes Polri termasuk Polda Kepri telah membuka call center 110 untuk siapa saja yang ingin melapor tindak kejahatan, kecelakaan lalulintas atau apapun sejak seminggu lalu. Jadi, masyarakat tak perlu bingung ingin menghubungi polisi secara cepat.
Bahwasannya, setelah menghubungi call center 110, polisi di wilayah akan langsung merespon aduan masyarakat.

“Operator yang mengangkat telepon dan menjawab adalah operator kepolisian dari Mabes Polri di Jakarta. Sebelum telepon dimatikan, pihak operator call centre 110 akan meminta data di Kota mana tindak kejahatan yang diadukan itu berada dan jenis kejahatan apa yang terjadi. Nantinya dari Mabes Polri akan langsung menghubungi Polres dimana wilayah kejahatan yang diadukan itu terjadi. Jadi tak bisa langsung, sistemnya koordinasi dari pusat ke daerah,’ terang  Kapolda.

Berapa jumlah orang yang menelepon call centre 110 pengaduan per harinya,  Kapolda tak tahu jumlah pastinya. Sebab, data record telepon masuk  call centre pengaduan kepolisian di 110 semua berada di Mabes Polri.

“Mabes Polri kemarin dalam instruksinya menjamin pengaduan masyarakat dilayanan call centre 110 akan ditangani kepolisian di wilayah kejahatan itu terjadi secara cepat. Tapi berapa menit, jam, atau hari, kami sendiri tak tahu. Semua mengenai layanan call centre sepenuhnya berada di pusat,” kata Kapolda.

Kapolda mengakui, layanan call centre pengaduan di nomor 110 saat ini yang masih merupakan tahap pengenalan atau sosialisasi. “Jadi harap dimaklumi lah kalau kalah cepat info itu ditindak lanjuti dibandingkan langsung menelepon dinomor pengaduan Polsek, Polres atau Polda atau langsung  telepon ke nomor kepala kepolisian  di wilayah tindak kejahatan terjadi seperti nomro Kapolsek, Kapolres ataupun Kapolda,’ tutup Kapolda.