PANGANDARAN, - Sudah sejak tahun 2009, atap bangunan dari
Puskesmas Pembantu yang ada di Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten
Pangandaran rusak. Hingga kini, kondisi atap yang berlubang dan pernah ambruk
itu dibiarkan tanpa diperbaiki. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintahan setempat untuk
mendapat bantuan. Dengan harapan, Puskesmas Pembantu yang ada di Dusun Cidawung
dapat diperbaiki. “Kondisinya sudah sejak 2009. Dari dahulu hingga sekarang,
kondisinya kian parah. Hingga akhirnya ruangan yang atapnya rusak tidak digunakan,”
ucap Kepala Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Ade Bin Suhardja, ditemui di
ruang kerjanya, Senin (29/4/2013).
Ade menjelaskan, dengan kondisi tersebut, akhirnya ruang
pemeriksaan yang digunakan hanya ruang sebelahnya. Di puskesmas pembantu itu,
terdapat tiga ruangan dengan dua pintu. Untuk yang rusak adalah atap di satu
ruang periksa dengan pintu terpisah. Situasi tersebut pun membuat perawat yang
ada di sana tidak lagi bermalam di puskesmas. Awalnya, setiap malamnya ruangan
yang kini rusak ditempati oleh perawat untuk bermalam.
Menurut Ade, Puskesmas Pembantu tersebut ada untuk melayani
warga Desa Margacinta yang berjumlah 3.185 jiwa atau 1.161 Kepala Keluarga
(KK). “Saya sudah mengajukan permohonan bantuan ke pemerintahan Kabupaten
Ciamis, juga Provinsi Jawa Barat. Dengan besar dana yang dibutuhkan adalah Rp
75 juta. Akan tetapi hingga sekarang belum ada tanggapan atau realiasasi
bantuan,” katanya. Sementara itu, ditemui di Puskesmas Pembantu Desa
Margacinta, salah seorang perawat yaitu Ia Kurniati mengaku takut dengan
kondisi bangunan saat ini. Bahkan, ketika memeriksa kondisi pasien pun dirinya
selalu was-was. “Saya sering lihat ke atas. Soalnya, kondisi atap yang dari dua
ruang periksa yang saat ini masih digunakan juga sudah hampir ambruk,” ujarnya.
Dia menceritakan, pada tahun 2009 atap ruangan yang kini
ambruk sempat mengagetkan dirinya, juga pasien dan warga setempat. Sebab, suara
yang ditimbulkan cukup keras. “Beruntung sedang tidak ada orang. Saya tidak
dapat membayangkan kalau sedang ada orang,” tuturnya.
Demi keselamatan, akhirnya genting dari atap yang rusak itu
dilepas, dan kayu atap yang sudah rusak oleh rayap pun dibuang. Ia yang setiap
hari bertugas dengan Bidan Kurnia saat ini tidak lagi menginap di puskesmas
tersebut. Dirinya kini terpaksa pulang pergi dari rumahnya yang didaerah
Kecamatan Parigi untuk ke tempat bekerjanya. Besar harapan, bangunan puskeskmas tersebut dapat segera
dibenahi. Selain membahayakan keselamatan, juga kondisi tersebut kurang baik
untuk kesehatan. Sebab, menjadi berdebu. Ditambahkan dia, setiap harinya
Puskesmas Pembantu melayani sekitar tiga pasien. Dengan rata-rata usia
bervariasi. Mulai dari anak-anak hingga 50 tahun ke atas. )Ab@h***