"...........INFO KEJADIAN DI WILAYAH ANDA..........HUBUNGI KAMI DI 110 DARI HP ANDA.........."ds

Rabu, 28 November 2012

Lelaki Kerap Mengabaikan Depresi pada Dirinya

Pandangan sosial menilai lelaki harus lebih tangguh daripada perempuan.

Menurut sebuah penelitian tentang penyikapan manusia terhadap kesehatan mental, lelaki memiliki kecenderungan mengabaikan perasaan depresinya. Dari penelitian yang dilakukan para peneliti dari Universitas Westminster, asumsi sosial yang menilai bahwa lelaki lebih “tangguh” inilah yang menjadi penyebab baik lelaki maupun perempuan, tidak terlalu memedulikan depresi yang dihadapinya.

Karena itulah, lelaki dinilai lebih buta dalam mengenali tekanan emosional daripada perempuan.

Para peneliti mencapai kesimpulan ini setelah menanyai lebih dari 1200 orang untuk mengukur siapakah di antara lelaki atau perempuan yang lebih menderita ketika mengalami masalah kesehatan mental.

Setengahnya diminta untuk menilai keadaan karakter bernama 'Jack' dan setengahnya karakter bernama 'Kate'. Mereka membaca sebuah paragraf tentang karakter ini – namun hanya perbedaan di antara mereka hanyalah terletak pada jenis kelamin.

Paragraf itu bertuliskan: Selama dua minggu terakhir, Kate/Jack sangat merasa sedih. Kate/Jack bangun di pagi hari dengan perasaan datar, beban berat yang terus menggelayuti Kate/Jack seharian.”

Hasilnya, 57 persen menilai bahwa 'Kate' lebih menderita karena mengalami masalah kesehatan mental, sementara hanya 52 persen yang menilai Jack mengalaminya.

Dan ketika 10 persen positif 'Kate' tidak menderita dari masalah kesehatan mentalnya, dua kalinya (21 persen) menilai bahwa 'Jack' yang tidak menderita.

Dari penelitian ini terlihat baik lelaki dan perempuan sama-sama cenderung berpikir bahwa 'Kate' (perempuan) lebih menderita saat mengalami depresi.

Dr Viren Swami, yang menulis artikel yang dipublikasikan di jurnal PLos One ini mengatakan bahwa dalam lingkungan sosial kita, lelaki dibimbing untuk meyakini bahwa mereka tidak menderita karena depresi. “Lelaki cenderung menyangkal merasakan depresi. Mereka cenderung berpikir bahwa perasaan mereka hanya bagian dari hidup keseharian,” ujarnya.

Penelitian lainnya dari Malaysia menemukan bahwa lelaki cenderung untuk mengutip alasan spesifik untuk perasaan yang tengah sedih, seperti tengah tidak memiliki pacar atau pekerjaan yang tidak memuaskan, daripada mengakui tengah mengalami depresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar