Kapolda Jabar Brigjen Pol Tubagus Anis Angkawijaya langsung menjadi inspektur upacara dalam apel pengamanan Pilkada itu. Dia mengatakan, pengamanan ini hingga pencoblosan 24 Februari 2013 mendatang.
"Supaya Pilkada Jabar aman, tertib, dan lancar," kata Tubagus dalam amanat apelnya.
Operasi itu bertujuan menghindari hal yang tidak diinginkan selama tahapan Pilkada maupun saat pencoblosan, misalnya aksi massa yang anarkis. Menurutnya, massa pendukung antar calon bisa menjurus pada konflik komunal yang berujung anarkis. Ini terjadi karena saling provokasi, anarkis bisa menimbulkan kerugian harta benda hingga jiwa. Dalam menjalankan pengamanan Pilkada lewat operasi Praja Lodaya itu, Polda Jabar dan jajarannya di bantu TNI dan unsur masyarakat.
"Operasi ini berlangsung selama 250 hari dengan kekuatan dari Polda Jabar sebanyak 33.618 personel," ungkapnya. Tubagus juga mengingatkan para personel yang diterjunkan supaya mampu mengawal tahapan Pilkada dengan mengutamakan pendekatan kemanusiaan. "Tidak arogan dan mengedepankan deteksi dini," pintanya.Dalam kesempatan itu, hadir Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat, Panwaslu Jabar, serta sejumlah organisasi perangkat daerah.
Massa Golput di Pilgub Jabar Bisa Capai 32,23
Persen
Rakyat pemilih di Jawa Barat yang tidak
menggunakan hak pilihnya atau golongan putih (golput) diprakirakan mencapai
32,23 persen atau setara dengan hampir 10,5 juta pemilih. Para golput itu pun
termasuk rakyat yang setia pada sikapnya untuk tidak berpartisipasi dalam
Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Jabar.
Hal itu dikatakan peneliti Pusat Kajian
dan Kepakaran Statistika Universitas Padjadjaran Toni Toharudin saat memaparkan
hasil survey akhir Pilgub Jabar di kampus MIPA Unpad, Jl. Ir. H. Juanda Kota
Bandung, Selasa (19/2). "Dari survei akhir ini, tidak ada lagi swing
voters (pemilih berpindah-pindah-red). Yang belum menentukan pilihan pasti
tidak memilih atau golput," imbuhnya.
Hal
itu, kata dia, terjadi karena yang tidak menentukan pilihan itu jumlahnya terus
bertambah dibandingkan survei pertama dan kedua. Pada survey pertama,
persentase golput mencapai 8,09 persen dan pada survey kedua 20,84 persen.
S urvey itu pun dilaksanakan PK2S Unpad pada 11-17 Februari lalu yang
sudah memasuki masa kampanye. Karena itu, pilihan masyarakat dinyatakan Toni
sangat kecil kemungkinannya berubah. Dalam survey itu, elektabilitas Dede
Yusuf-Lex Laksmana pun dinyatakan sebagai tertinggi dengan raihan 33,44 persen.
Secara berurutan, persentase hasil survey pasangan lainnya adalah pasangan
Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar (29,3%), Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki
(22,81%), Irianto M.S. Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim (13,36%), dan Dikdik
Muliana A.M-Cecep N.S. Toyib (1,09%).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar