"...........INFO KEJADIAN DI WILAYAH ANDA..........HUBUNGI KAMI DI 110 DARI HP ANDA.........."ds

Kamis, 16 Februari 2012


Angin puting beliung melanda pesisir Pantai Pangandaran, Ciamis sekitar pukul 04.00, Selasa (14/2). Sebanyak 234 warung rusak berat, puluhan pohon tumbang dan 18 perahu pesiar rusak. Tidak ada korban jiwa akibat amukan angin itu, namun kerugian materi diperkirakan lebih dari Rp 500 juta.
Pantauan Radar, ratusan warung yang rusak parah itu berada di kawasan Pos 2 hingga Pos 4 penjaga pantai dengan radius sekitar 2 kilometer.
Sampai kemarin sore puing-puing sisa warung berserakan di pesisir pantai. Bahkan, banyak tenda-tenda yang digunakan sebagai atap warung tersangkut di atas pohon. Tak hanya itu, terjangan angin puting beliung juga menerbangkan dua perahu hingga bergeser sejauh 100 meter lebih dan menimpa atap warung pedagang di kawasan Pos 3 atau di depan panggung terbuka.
Selain di Pantai Barat, angin puting beliung juga merusak 11 warung di Pantai Timur. Di sana, delapan rumah warga dan atap bangunan dua hotel rusak.
Sipon (42), salah seorang saksi mata menuturkan, tiupan angin kencang datang tiba-tiba dari arah laut. Saat itu hujan deras. Sebelum menerjang warung miliknya, suara gemuruh dari arah laut terdengar. “Saya kebetulan lagi tidur di warung sama anak dan suami saya, tiba-tiba ada suara gemuruh, semuanya langsung bangun begitu melihat keluar angin sudah datang sangat kencang,” tuturnya, kemarin.
Merasa jiwanya terancam, Sipon dan keluarganya kembali masuk ke dalam warung kecilnya yang berukuran sekitar 3x3 meter. “Saya sama keluarga berlindung di balik meja. Saya hanya bisa pasrah waktu lihat atap warung saya terbang. Tapi alhamdulillah, saya sekeluarga bisa selamat walaupun warung hancur,” ungkapnya.
Setelah menghancurkan warung dan menumbangkan pohon, pusaran angin kembali ke arah laut. “Sepertinya angin itu muter-muter, gak sampai ke jalan begitu merusak warung balik lagi ke laut,” tuturnya. 
Suara gemuruh angin yang datang tiba-tiba itu sempat dikira warga sebagai tsunami. Mereka bahkan sempat berhamburan menyelamatkan diri. “Saya kaget, karena kondisi masih gelap. Saya kira suara ombak, mau tsunami lagi. Saya langsung lari ke perumahan warga,” kisah Santi (39), pedagang lainnya.
Saat kembali ke pantai, ia melihat warung miliknya sudah rusak. “Ditinggal sebentar saja rusaknya parah banget, seperti sudah tsunami,” tuturnya.
Sementara itu, warga yang  rumahnya dekat dengan pantai, sebagian tidak merasakan angin puting beliung. “Rumah saya dekat dengan pantai paling radius 200 meter, tapi tidak merasakan. Malahan tidak ada tanda sama sekali. Pohon di depan rumah tidak terganggu sama sekali,” tutur Ketua Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3) Dedi Hermawan.
Dedi mengatakan, dari laporan anggotanya ada 18 perahu yang rusak akibat puting beliung itu. “Ada tiga yang rusak berat. Malah sampai bergeser jauh,” tuturnya.
Puting beliung juga merusak atap bangunan dua hotel, yakni Hotel Sunrice dan Hotel Bumi Nusantara. Selain itu, delapan rumah warga di lingkungan Masjid Al Bahar mengalami rusak ringan.
PERAHU
Adapun dari 18 perahu yang mengalami kerusakan, tiga diantaranya rusak berat, yakni perahu bernama Broch, Widuri dan Fores Indah. Tukijan, pemilik perahu Broch mengatakan, perahu miliknya bergeser hingga lebih dari 100 meter dari tempat semula. “Perahu saya hancur dan sudah tidak bisa digunakan. Ada yang melihat katanya perahu saya sampai terbang,” tuturnya.
Selain perahu Broch, perahu bernama Widuri milik Supri juga menimpa warung dan bergeser seratus meter dari tempat asalnya. Dia pun menerima kabar, perahunya sempat terbang sebelum menimpa warung.
Dalam wawancara terpisah, Camat Pangandaran Dedi Mudyana mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis terkait bencana yang melanda Pangandaran.
“Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD (Kabupaten Ciamis), semua data kerusakan sudah dilaporkan. Tidak ada korban jiwa, sementara kerugian materil diperkirakan di atas Rp 500 jutaan,” tuturnya.
Pantauan Radar, hingga menjelang sore, para pedagang terus berbenah. Sebagian besar warung yang rusak sudah kembali diperbaiki. Pohon-pohon yang tumbang juga mulai disingkirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar