Penyerangan dilakukan orang tak dikenal ke Kampung Wanisagara, Desa
Tejowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat,
Minggu 5 Mei 2013 pukul 01.00 WIB dini hari. Tapi, beberapa pelaku
berteriak takbir saat menyerang.
"Beberapa warga mendengar ada
teriakan lempar, ada juga yang mendengar takbir," kata juru bicara
Jemaah Ahmadiyah Wanisagara Dodi Anwar saat dihubungi, Minggu (5/5/2013)
malam.
Ia sendiri ogah berspekulasi siapa para pelaku. Sebab
para pelaku tidak membawa atribut khusus. Yang jelas sebagian dari
mereka menggunakan pakaian biasa, ada juga yang menutupi mukanya. "Agak
sulit untuk mengidentifikasikan mereka berasal dari mana," ucapnya.
Dia
menduga, pelaku penyerangan diperkirakan sekira 100 200 orang. Soal
penyerangan, Dodi menyebut pelaku melakukannya secara singkat. "Sekitar
15-30 menit. Setelah itu pelaku pergi," katanya.
Sebelumnya
diberitakan, aksi penyerangan itu mengakibatkan 25 bangunan rusak yang
terdiri dari 22 rumah, dan masing-masing satu masjid, madrasah, serta
musalah. Mayoritas bangunan rusak bagian kacanya setelah dilempari batu
dan tongkat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Wanisagara merupakan kampung basis Jemaah Ahmadiyah di Tasikmalaya. Hampir seluruh warganya pengikut Jemaah Ahmadiyah.
25 bangunan Jemaah Ahmadiyah dirusak di Tasikmalaya
Jumlah bangunan yang
dirusak di Kampung Wanisagara, Desa Tejowaringin, Kecamatan Salawu,
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mencapai 25 unit, terdiri dari 22
rumah dan masing-masing satu masjid, madrasah, dan musalah.
"Setelah
diinventarisir, yang rusak ada 25 bangunan," kata juru bicara Jemaah
Ahmadiyah Wanisagara Dodi Anwar saat dihubungi, Minggu (5/5/2013) malam.
Dia
mengatakan, bangunan yang rusak mayoritas di bagian kacanya. Diduga
pelaku melakukan pengrusakan menggunakan batu dan tongkat.
Meski
banyak rumah yang rusak, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Sebab perusakan hanya dilakukan di luar, pelaku tidak merangsek ke dalam
rumah. "Saat terjadi perusakan, warga memilih bertahan di rumahnya
masing-masing," ucapnya.
Beberapa saat setelah pelaku penyerangan
pergi, sebagian warga sempat keluar rumah, sebagian lagi memilih
bertahan di dalam rumah. Dugaan sementara, ada pihak yang tidak suka dengan adanya aktivitas Jemaah Ahmadiyah di sana. Sebelumnya,
Sabtu 4 Mei 2013 malam lalu, ada kegiatan pengajian yang digelar di
lokasi hingga pukul 21.00 WIB, sedangkan aksi penyerangan dilakukan
sekira pukul 01.00 WIB tadi.
Jemaah Ahmadiyah Tasikmalaya serahkan kasusnya ke polisi
Jemaah Ahmadiyah
menyerahkan proses hukum aksi penyerangan ke Kampung Wanisagara, Desa
Tejowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat,
kepada Polres Tasikmalaya.
"Setelah kejadian dari kepolisian
sudah datang ke lokasi. Laporan juga sudah kami buat," kata juru bicara
Jemaah Ahmadiyah Wanisagara Dodi Anwar saat dihubungi, Minggu (5/5/2013)
malam.
Selain ke polisi, kata dia, pihaknya kemungkinan mengambil langkah hukum lainnya. Dodi mengaku sudah berbincang dengan salah seorang dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung soal insiden penyerangan itu. "Tapi dengan LBH Bandung ini kita belum resmi, baru sebatas perbincangan," ucapnya.
Dia mengatakan, kalaupun langkah hukum diambil bersama LBH Bandung, itu hanya sebagai langkah pembelajaran bagi semua pihak tentang kebebasan memeluk keyakinan. Selain itu, tujuannya agar tidak ada lagi aksi kekerasan terhadap Jemaah Ahmadiyah di mana pun berada.
"Kami berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi pada kami atau siapapun. Kami juga ingin Indonesia jadi rumah yang nyaman bagi kami," tutur Dodi.
Sekadar diketahui, aksi penyerangan pada Minggu dini hari yang mengakibatkan 25 bangunan rusak yang terdiri dari 22 rumah, dan masing-masing satu masjid, madrasah, serta musalah.
Mayoritas bangunan rusak bagian kacanya setelah dilempari batu dan tongkat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Wanisagara merupakan kampung basis Jemaah Ahmadiyah di Tasikmalaya. Hampir seluruh warganya pengikut Jemaah Ahmadiyah.
Selain ke polisi, kata dia, pihaknya kemungkinan mengambil langkah hukum lainnya. Dodi mengaku sudah berbincang dengan salah seorang dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung soal insiden penyerangan itu. "Tapi dengan LBH Bandung ini kita belum resmi, baru sebatas perbincangan," ucapnya.
Dia mengatakan, kalaupun langkah hukum diambil bersama LBH Bandung, itu hanya sebagai langkah pembelajaran bagi semua pihak tentang kebebasan memeluk keyakinan. Selain itu, tujuannya agar tidak ada lagi aksi kekerasan terhadap Jemaah Ahmadiyah di mana pun berada.
"Kami berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi pada kami atau siapapun. Kami juga ingin Indonesia jadi rumah yang nyaman bagi kami," tutur Dodi.
Sekadar diketahui, aksi penyerangan pada Minggu dini hari yang mengakibatkan 25 bangunan rusak yang terdiri dari 22 rumah, dan masing-masing satu masjid, madrasah, serta musalah.
Mayoritas bangunan rusak bagian kacanya setelah dilempari batu dan tongkat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Wanisagara merupakan kampung basis Jemaah Ahmadiyah di Tasikmalaya. Hampir seluruh warganya pengikut Jemaah Ahmadiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar