"...........INFO KEJADIAN DI WILAYAH ANDA..........HUBUNGI KAMI DI 110 DARI HP ANDA.........."ds

Selasa, 18 Juni 2013

Jika Pemerintah Naikkan Harga BBM

CIAMIS, - Rencana pemerintah menaikan harga BMM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi, berdampak pada tarif angkutan lokal di Ciamis. Mengantisipasi kenaikan tersebut, tarif angkutan di Ciamis akan mengalami kenaikan antara 15 sampai 30 persen.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Ciamis, Supri melalui Kasi Bina Usaha Angkutan, Dede Sukmara saat ditemui di ruangannya, Senin (17/6), mengatakan besaran tarif tersebut baru konsep, jika BBM benar-benar naik kenaikan tarif angkutan paling hanya 20 persen.
“Kami hanya mengeluarkan konsep yang menentukan dan memutuskan naik atau tidaknya tergantung dari bupati,” kata Dede.
Menurutnya, konsep kenaikan tarif angkutan ini diambil dari acuan dasar Peraturan Bupati No 2 tahun 2009, ketika BBM waktu itu naik menjadi Rp 4.500, tarif angkutan umum lokal mengalami kenaikan Rp 282 per kilometer, untuk mahasiswi Rp 142 per kilometer sedangkan untuk pelajar Rp 94 per kilometer.
“Kami sudah melakukan survei ke lapangan dan meng­ambil acuan dari Perbup tahun 2009 untuk kenaikan tarif angkutan tahun ini. Pemerintah tinggal memilih berapa akan me­naikan tarif angkutan, apa­kah 20 persen, 25 persen atau 30 persen per kilometernya,” ujar Dede.
Dede menandaskan, jika ada supir nakal yang menaikkan tarif sebelum kenaikan harga BBM ditetapkan akan ditindak tegas. “Kami akan memberikan peringatan lisan. Jika tidak digubris akan membekukan izin trayeknya,” ujar Dede.
“Kami akan melakukan survei ke lapangan, jika terdapat kasus menaikan tarif sebelum di tentukan maka saya akan menindak,” ujar Dede.
Salah seorang sopir angkot, Lili saat ditemui di terminal Ciamis, Senin (17/6), meng­atakan jika pemerintah me­naikan harga BBM dan harga tarif angkutan maka akan memberatkan dirinya, pasalnya masyarakat pengguna angkum terus berkurang seiring ma­raknya sepeda motor.

Maka, Lili meminta kepada pemerintah, jika menaikkan BBM jangan terlalu tinggi. Mak­simal 10 persen saja, sehingga tidak merugikan siapapun. “Penghasilan saya sekarang per hari rata-rata Rp 200 ribu, dipotong setoran Rp 90 ribu dan bensin Rp 90 ribu. Jadi pendapatan bersih hanya Rp 40 ribu. Maka saya minta pemerintah jangan terlalu tinggi me­naikkan harga BBM,” harapnya.)Ab@h**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar