"...........INFO KEJADIAN DI WILAYAH ANDA..........HUBUNGI KAMI DI 110 DARI HP ANDA.........."ds

Rabu, 05 Juni 2013

SUSI LUPUT DARI PERHATIAN PEMERINTAH

Juara 1 02SN Jabar, Berprestasi Hingga Tingkat ASEAN

BUKAN rahasia lagi, nasib kurang diperhatikan oleh pemerintah banyak dialami atlet yang telah berjasa bagi daerah bahkan negara. Apalagi bagi atlet yang minim akses kepada orang-orang atau pejabat yang punya kewenangan, meski atlet tersebut sosok potensial.
Hal itu dialami pula oleh pemain tenis meja pelajar Kabupaten Ciamis, Susi Susilawati. Padahal prestasi pelajar berusia 13 tahun yang sekarang duduk di SMP Negeri 1 Pangandaran itu tak hanya di tingkat kabupaten, provinsi, atau nasional, tetapi sudah tingkat negara-negara Asia tenggara.
Susi menjadi duta Indonesia dan meraih juara harapan 3 cabang olah raga tenis meja di ajang ASEAN Pre­mary School Olimpiade (APSO) ke-V pada 2011 di Yogyakarta, 8-15 Oktober 2011. Ajang tingkat sekolah dasar itu melibatkan 400 siswa dari 10 negara. Dikirimnya Susi ke ajang tersebut setelah ia meraih juara 1 Olimpiade Olah Raga dan Sains (02SN) Jawa Barat.
Namun setelah mencatat prestasi tersebut ia luput dari perhatian pemerintah, baik di tingkat kabupaten, pro­vinsi, atau pusat. Bahkan, menurut ayah Susi, Sagimin (35), saat menjadi juara pun anaknya hanya diberi piagam dan trofi, tanpa ada penghargaan berbentuk materi khususnya tunjangan biaya pendidikan.
“Tak ada bonus apapun. Me­mang seusai meraih juara di Jogja­karta itu saya sempat baca di Kabar Priangan ada pihak yang berkepentingan di Ci-amis yang lupa saya namanya, akan memberi bea siswa. Namun hingga kini tak kunjung ada. Tak ada perhatian sama sekali dari pemerintah,” ujar ayah Susi, Sagimin yang sehari-hari berprofesi tukang penderes gula merah.
Manurut Sagimin, pihak yang peduli terhadapnya justru dari HU Pikiran Rakyat di Bandung dengan memberi­kan beasiswa setiap bulan. “Alham­dulilah hanya dari Pikiran Rakyat yang peduli memberikan beasiswa kepada anak saya dari tahun 2009 sampai kini,” kata Sagimin saat ditemui di ru-mahnya, Dusun Pondok Lombok RT 3 RW 9 Desa Sidomulyo, Kecama­tan/ Kabupaten Pangandaran, Senin (3/6).
Sebelum berprestasi pun Susi mandiri. Peralatan tenis meja dan biaya ongkos untuk mengikuti kejuaraan mengandalkan orangtuanya. Sagimin berharap kepada pemerintah supaya ada perhatian terhadap para atlet yang telah membawa nama baik daerah, bukan hanya memberikan piagam dan trofi saja. “Kami mengharapkan kepada pemerintah menghargai jasa-jasa para atlet yang telah membawa harum daerah itu sendiri,” ucap Sagimin.
Prihatin
Ketua Pedagang Pasar Wisata P­a-ngan­­daran (P2WP), Engking (37) didampingi Eko (38), mengatakan prihatin terhadap hal yang dialami atlet potensial seperti Susi. Bahkan banyak atlet berprestasi terutama putra dae-rah Pangandaran yang luput dari perhatian pemerintah, dalam hal ini terutama Pemkab Ciamis atau KONI Ciamis. “Seharusnya pemerintah dae-rah atau pusat benar-benar memperhatikan atlet berprestasi. Jangan hanya diam, kan atlet juga pejuang olah raga,” kata Engking yang juga Koordinator Tarung Derajat Pangandaran ini.
Entah kapan Susi diperhatikan pemerintah... )Ab@h**/KPriangan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar