Juara 1 02SN Jabar, Berprestasi Hingga Tingkat ASEAN
BUKAN rahasia lagi, nasib kurang diperhatikan oleh
pemerintah banyak dialami atlet yang telah berjasa bagi daerah bahkan negara.
Apalagi bagi atlet yang minim akses kepada orang-orang atau pejabat yang punya
kewenangan, meski atlet tersebut sosok potensial.
Hal itu dialami pula oleh pemain tenis meja pelajar
Kabupaten Ciamis, Susi Susilawati. Padahal prestasi pelajar berusia 13 tahun
yang sekarang duduk di SMP Negeri 1 Pangandaran itu tak hanya di tingkat
kabupaten, provinsi, atau nasional, tetapi sudah tingkat negara-negara Asia
tenggara.
Susi menjadi duta Indonesia dan meraih juara harapan 3
cabang olah raga tenis meja di ajang ASEAN Premary School Olimpiade (APSO)
ke-V pada 2011 di Yogyakarta, 8-15 Oktober 2011. Ajang tingkat sekolah dasar
itu melibatkan 400 siswa dari 10 negara. Dikirimnya Susi ke ajang tersebut
setelah ia meraih juara 1 Olimpiade Olah Raga dan Sains (02SN) Jawa Barat.
Namun setelah mencatat prestasi tersebut ia luput dari
perhatian pemerintah, baik di tingkat kabupaten, provinsi, atau pusat.
Bahkan, menurut ayah Susi, Sagimin (35), saat menjadi juara pun anaknya hanya
diberi piagam dan trofi, tanpa ada penghargaan berbentuk materi khususnya
tunjangan biaya pendidikan.
“Tak ada bonus apapun. Memang seusai meraih juara di
Jogjakarta itu saya sempat baca di Kabar Priangan ada pihak yang
berkepentingan di Ci-amis yang lupa saya namanya, akan memberi bea siswa. Namun
hingga kini tak kunjung ada. Tak ada perhatian sama sekali dari pemerintah,”
ujar ayah Susi, Sagimin yang sehari-hari berprofesi tukang penderes gula merah.
Manurut Sagimin, pihak yang peduli terhadapnya justru
dari HU Pikiran Rakyat di Bandung dengan memberikan beasiswa setiap bulan.
“Alhamdulilah hanya dari Pikiran Rakyat yang peduli memberikan beasiswa kepada
anak saya dari tahun 2009 sampai kini,” kata Sagimin saat ditemui di ru-mahnya,
Dusun Pondok Lombok RT 3 RW 9 Desa Sidomulyo, Kecamatan/ Kabupaten
Pangandaran, Senin (3/6).
Sebelum berprestasi pun Susi mandiri. Peralatan tenis
meja dan biaya ongkos untuk mengikuti kejuaraan mengandalkan orangtuanya.
Sagimin berharap kepada pemerintah supaya ada perhatian terhadap para atlet yang
telah membawa nama baik daerah, bukan hanya memberikan piagam dan trofi saja.
“Kami mengharapkan kepada pemerintah menghargai jasa-jasa para atlet yang telah
membawa harum daerah itu sendiri,” ucap Sagimin.
Prihatin
Ketua Pedagang Pasar Wisata Pa-ngandaran (P2WP),
Engking (37) didampingi Eko (38), mengatakan prihatin terhadap hal yang dialami
atlet potensial seperti Susi. Bahkan banyak atlet berprestasi terutama putra
dae-rah Pangandaran yang luput dari perhatian pemerintah, dalam hal ini
terutama Pemkab Ciamis atau KONI Ciamis. “Seharusnya pemerintah dae-rah atau
pusat benar-benar memperhatikan atlet berprestasi. Jangan hanya diam, kan atlet
juga pejuang olah raga,” kata Engking yang juga Koordinator Tarung Derajat
Pangandaran ini.
Entah kapan Susi diperhatikan pemerintah... )Ab@h**/KPriangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar