Polres.-Pasca-pengesahan
APBN Perubahan oleh DPR RI yang isinya menyetujui pengurangan subsidi BBM yang
artinya BBM dipastikan naik, sejumlah petugas dari TNI dan Polri disiagakan di
sejumlah
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di wilayah Polres Ciamis,Mulai Senin, (18/6).
Pantauan
kami di lapangan, sejak Senin pagi SPBU di sepanjang jalan raya Wilayah Hukum
Polres Ciamis mulai dari Cihaurbeuti sampai Cijulang dijaga oleh 2 orang
petugas kepolisian yang berseragam lengkap. Petugas tersebut sesekali mengawasi
bagian ujung jalan dan antrean kendaraan.
“Kami
tidak tahu siapa yang nyuruh. Tetapi bapak polisi ini sudah ada sejak pagi-pagi
menjaga SPBU ini. Katanya untuk menghindari penyalahgunaan di lapangan setelah
tadi malam rapat APBN Perubahan disahkan DPR RI,”ujar salah seorang petugas
SPBU yang meminta namanya tidak disebut, Senin petan kemarin.
Selain
tampak penjagaan aparat kepolisian dan TNI, pantauan lain yakni belum terjadi
lonjakan antrian kendaraan yang akan mengisi BBM. Sejumlah SPBU tampak lenggang
tak terjadi antrian atau reaksi berlebihan dari masyarakat. Juga harga BBM
bersubsidi masih dijual dengan harga sebelumnya.
Sementara
itu di tempat terpisah, sejumlah tukang ojeg yang sering mangkal di
persimpangan mengaku keputusan DPR RI
yang menyetujui pengurangan subsidi BBM yang berdampak kenaikan harga BBM
sangat melukai masyarakat miskin seperti mereka.
Pasalnya
sudah dipastikan, apabila subsidi BBM dikurangi maka pemerintah pasti menaikan
harga BBM bersubsidi. Dampak dari kenaikan BBM ini yang membuat repot
masyarakat karena akan diiringi dengan kenaikan harga sembako dan harga lainnya.
“Kami
hanya masyarakat lemah. Sekeras dan sekencang apapun protes, harga BBM
sepertinya tetap akan naik. Maka solusinya kami akan menaikan tarif jasa ojeg
dan penghematan belanja di rumah,”ujar Udin tukang ojeg yang sering mangkal di
persimpangan Kalipucang.
Selain
Udin, harapan agar pemerintah meninjau ulang keputusannya agar tidak menaikan
harga BBM disampaikan seorang ibu rumah tangga Ny. Watini. Ia sangat berharap
agar BBM tidak jadi naik, karena akan berdampak pada naiknya harga-harga
kebutuhan pokok.
“Gusti,
jaba bade sasih siam oge mayunan boboran. Naha bet naek atuh BBM teh. Teu acan
naek ogen harga tos apung-apungan, komo deui tos naek BBM, komo deui mayunan
sasih siam, komo deui bade boboran. Duh Gusti pasihan rezeki ka abdi ngarah
kacumponan kabutuhan sahari-hari di kaluarga,”lirihnya berharap.
Mahasiswa Ciamis Bentrok dengan Warga
Unjukrasa
puluhan mahasiswa Universitas Galuh Ciamis menolak kenaikan harga BBM di depan
kampus mereka berlangsung ricuh.
Dalam
aksi yang dilakukan sejak Rabu pagi (19/6) hingga siang ini, para mahasiswa
yang sedang memblokir jalan dan hendak menyandera beberapa mobil tangki
pengangkut BBM terlibat bentrok dengan warga sekitar kampus.
Kericuhan
terjadi setelah sejumlah mahasiswa membakar ban dan hendak memblokade jalan
raya provinsi penghubung Ciamis dan Cirebon. Aksi ini sempat dihalang-halangi
aparat Polsek dan Polres Ciamis.
Tak
hanya memblokir jalan provinsi yang menghubungkan Ciamis dan Cirebon itu, massa
juga sempat menyandera beberapa mobil pengangkut BBM. Petugas kepolisian yang
berjaga tak mampu meredam aksi sandera tersebut.
Salah
satu mobil tangki BBM yang berusaha kabur dari lokasi demo nyaris menabrak
beberapa mahasiswa yang hendak menghadangnya. Aksi ini juga sempat diwarnai
bentrok dengan sejumlah warga sekitar kampus yang merasa terganggu dengan
jalannya aksi tersebut. Dalam orasinya, para mahasiswa UGC ini menuntut agar
pemerintah menbatalkan untuk menaikan harga BBM yang akan menyengsarakan
rakyat. Tak hanya itu, para mahasiswa juga menuntut Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono lengser dari jabatannya karena gagal menesejahterakan rakyatnya.)Ab@h**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar