JAKARTA, -
Banyaknya masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 kali
ini, merupakan bentuk nyata ketidak profesionalan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Oleh karena itu, menurut Anggota Komisi X DPR RI, Itet Sumrijanto,
harus ada bentuk nyata pertanggung jawaban dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Muhammad Nuh. Menurutnya, minta maaf saja tidaklah cukup.
Ia menjelaskan, setiap tahun, 20
persen APBN (hingga sekitar Rp300 triliun) didedikasikan negara untuk sektor
pendidikan di segala lini, sesuai amanat undang-undang. UN juga secara rutin
dilaksanakan di berbagai tingkat pendidikan dasar dan menengah, namun UN 2013
kali ini dinilai banyak kalangan yang paling memalukan, 11 provinsi tidak bisa
UN 2013 secara serentak karena naskah soal tidak diterima pada waktunya.
"Peristiwa ini tidak bisa
dianggap enteng atau hal yang biasa saja. Secara nasional dampak psikologis dan
material sangat besar. Kejadian ini tidak saja tragis dan ironis, melainkan
sudah merupakan tragedi yang memalukan bangsa secara nasional," ujarnya di
Jakarta, Jumat (19/4)
Oleh karena itu, ia menegaskan,
Mendikbud harus bertanggung jawab terhadap kegagalan UN 2013. Menurutnya, harus
ada langkah kongkrit dari yang bersangkutan sebagai arti resiko dari tanggung
jawab.
"Harus diikuti konsekuensi atau
tindakan yang bersangkutan sebagai resiko arti bertanggung jawab. Akan lebih
terhormat menteri pendidikan dan kebudayaan mengundurkan diri ketimbang dipecat
presiden. Ini preseden bahwa ada menteri yang gagal bertugas," tegasnya.
Ia menambahkan, walaupun menteri
telah meminta maaf, namun masalah belum selesai karena dampak yang ditanggung
siswa maupun pemangku kepentingan yang lain menjadi mahal.
"Biaya membengkak karena
melibatkan TNI AU. Belum terhitung kerja lembur yang tidak gratis. Dari mana
biaya ini akan diambil? Karena dalam anggaran yang diajukan ke DPR, tidak
termasuk biaya kegagalan," jelasnya.
Selain itu, ia juga menyayangkan
sikap pemerintah yang terkesan enggan dikritik terhadap persoalan UN ini.
Menurutnya, keberadaan UN sudah lama bermasalah. Kritik bahkan penolakan
terhadap UN sudah sering disampaikan. Kasus-kasus stress dihadapi siswa bahkan
ada yang bunuh diri, kepala sekolah yang dipecat karena tidak bisa memenuhi
target, telah mewarnai diselenggarakannya UN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar