PANGANDARAN, - Ratusan warung tenda biru di Pantai Barat
Pangandaran daerah otonom Baru (DOB) Kabupaten Pangandaran kabur diterjang
badai. Selain itu puluhan rumah rusak ringan serta ratusan batang pohon
berukuran besar tumbang akibat tidak mampu menahan kencangnya tipuan badai yang
berlangsung pada hari Selasa (9/4/13) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Keterangan di lokasi kejadian, badai tidak hanya menerjang
wilayah Desa Pangandaran, tetapi juga Desa Wonoharjo dan Pananjung. Sebelum
diterjang badai, kawasan Pangandaran dan sekitarnya turun hujan gerimis. Tidak
lama kemudian aliran listrik padam. Hanya berselang beberapa saat kemudian
turun hujan lebat disertai dengan tiupan angin kencang yang disertai kilat Kuatnya tiupan angin kencang yang disertai dengan suara
gemuruh juga mengakibatkan sejumlah pohon kelapa tercerabut dari akarnya,
demikian pula banyak pohon besar di kawasan Pasar Wisata juga tumbang. Sejumlah
pohon tumbang menimpa warung maupun rumah warga. Sementara itu kondisi di sisi
pantai tempat mangkal warung tenda biru banyak yang rusak. Sebagian besar kerusakan
akibat bagian atapnya tertiup angin.
Dari sekian banyak bangunan yang usak, paling parah dialami
oleh Iwan (48), warung milinya yang berada di sekitar kompleks Terminal Bus
Pangandaran ambruk akibat tertimpa pohon tumbang. Beruntung korban bersama
dengan isti, Siti serta keponakannya Rodiah berhasil menyelamatkan diri. Tidak
hanya barang dagangannya yang hancur, sejumlah peralatan elektronik seperti
lemari es dan lainnya juga hancur.
"Sebelumnya hganya gerimis, kemudian listrik padam.
hanya beberapa saat datang hujan lebat disertai tiupan angin sangat kencang.
Saya tidak menyangka pohon sebesar yang ada di bekalang warung juga bisa
tumbang. Begitu mendengar suara mencurigakan, saya langsung menyeret istri dan
keponakan keluar warung, langsung ambruk ketimpa pohon, ungkapnya.
Kepala Desa Pangandaran Iwan Herdiawan mengungkapkan,
sedikitnya 20 rumah yang rusak akibat diterang badai. Selain itu juga ratusan
tenda biru serta tenda penyewaan alat selancar juga hancur diterbangkan angin.
Kejadian yang berlangsung sekitar setengah jam tersbeut tidak sampai
menimbulkan korban jiwa.
"Tidak ada rumah yang rusak parah, hanya rusak ringan
dan sedang. Beda dengan tenda di tepi pantgai yang menyewakan alat selancar,
hampir semuanya rusak, dan payungnya terbang," tuturnya.
Dia mengungkpakan sempat terjadi kepanikan pada saat datang
badai. Hal itu disebabkan karena suasana gelap gulita. Warga juga mengalami
kesulitan mendapatkan alat penerangan, sepeti lilin, karena sebagian besar toko
sudah tutup. Selain tepi pantai, puluhan pohon besar yang terdapat di wilayah
Pasar Wisata tumbang akibat tidak mampu menahan angin.
Berkenaan dengan kondisi laut pada saat terjadinya badai,
Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Ciamis Asep
Nurdin mengungkapkan bahwa kondisi ombak di tengah laut relatif tenang. Bahkan,
banyak nelayan yang tidak mengetahui datangnya badai yang menerjang wilayah
tersebut.
"Bereda dengan di darat yang diterjang badai, di tengah
laut kondisinya justru biasa saja. Laporan dari anggota yang melaut, kondisi
ombak tidak terlampau tinggi," ungkapnya.)Ab@h**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar