"...........INFO KEJADIAN DI WILAYAH ANDA..........HUBUNGI KAMI DI 110 DARI HP ANDA.........."ds

Senin, 26 September 2011

KAPOLRI BANTAH......................


Kapolri Jendral Timur Pradopo mambantah anggapan tidak berfungsinya intelijen terkait peristiwa bom yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo Minggu (25/9) lalu. Meski demikian, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait pengamanan tempat peribadatan secara menyeluruh agar peristiwa ini tidak kembali terulang.
Hal ini disampaikan Kapolri di sela-sela penanaman pohon di Pusat Pelatihan Pasukan Perdamaian TNI-Polri di Sentul, Kab. Bogor, Senin (26/9). "Semua sudah melakukan tugasnya masing-masing. Petugas sudah melakukan fungsinya dengan baik. Bahkan, tindakan preventif dan preentif juga sudah dilakukan aparat kepolisian. Ini, kan, kejadiannya sesudah ibadah selesai," kata Kapolri mengelak.
Untuk itu, Kapolri menilai perlu adanya evaluasi secara menyeluruh terkait pengamanan peribadatan. Sebab, di sisi lain pengamanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian di dalam tempat ibadah memang sedikit tidak etis dan bisa mengganggu peribadatan. Namun, pengamanan sebelum, selama dan setelah peribadatan berlangsung dinilai Kapolri penting agar kejadian serupa tidak kembali terulang.Terkait dengan identitas pelaku bom bunuh diri, Kapolri mengaku sudah mengantongi identitas pelaku. Hanya saja, pihaknya enggan menyebutkan identitas pelaku yang tewas di lokasi kejadian tersebut. "Kita masih menunggu hasil laboratorium untuk hasil uji DNA. Mudah-mudahan besok (Selasa 27/9), bisa disampaikan ke masyarakat," katanya.
Selain itu, Kapolri juga masih belum mau menyebutkan apakah pelaku terkait dengan kasus bom bunuh diri yang terjadi di Cirebon April lalu ataulah tidak. Menurut dia, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan dan terlalu dini untuk menyimpulkan apakah ada keterkaitan antara keduanya.Kapolri juga sudah menginstruksikan kepada seluruh daerah untuk meningkatkan kewaspadaan sesuai dengan karakter wilayah masing-masing. "Tentunya setelah kejadian tadi, kami sudah instruksikan kepada seluruh kapolda untuk meningkatkan kewaspadaan sesuai dengan karakter masing-masing wilayah," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI Laksamana Agus Suherman juga mengatakan jika fungsi intelijen telah berjalan. "Pedeteksian dini sudah dilakukan. Hanya saja, untuk mendeteksi hal seperti itu memang tidak mudah dan memerlukan keterlibatan masyarakat," katanya. Dengan keterbatasan aparat, pendeteksian dini juga masih sulit dilakukan secara optimal.Agus juga menyatakan jika sejumlah teror bom yang mengancam saat ini masih berdimensi gangguan keamanan sehingga belum mengarah pada ancaman terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, penanganan terorisme masih di bawah kendali Polri.
"Pelibatan TNI dalam penanganan terorisme sangat dimungkinkan, sesuai aturan perundangan No 34/2004 Tentang TNI. Dalam UU itu, TNI memiliki kewenangan untuk pemberantasan terorisme," ujar Agus. Meski demikian, pihaknya akan terus meningkatkan kerja sama dengan Polri terutama terkait sharing informasi sehingga kasus yang sama tidak akan terulang.Panglima menilai perlu adanya pembenahan baik secara internal maupun eksternal terkait kejadian yang terus berulang.
Terkait pengamanan wilayah, Kapolres Bogor Kabupaten AKBP Hery Santoso mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan polsek di seluruh Kabupaten Bogor untuk pengamanan internal gereja.Pengamanan internal gereja, lanjut Hery akan dilakukan oleh pengurus gereja dan para jemaatnya. Sebab, dia menilai tidak etis jika aparat kepolisian ikut melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap para jemaat saat peribadatan berlangsung."Pemeriksaan oleh kita hanya dilakukan pada ring dua, atau di teras dan sekitar lokasi peribadatan. Sementara untuk di dalam baik selama peribadatan hingga setelah selesai ibadat, kami serahkan kepada pengurus gereja dan para jemaatnya," tutur Hery.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Kapolresta Bogor, AKBP Hilman yang dikonfirmasi secara terpisah. Terlebih, di Kota Bogor ada tempat ibadah yang selama beberapa tahun terakhir terus menyita perhatian publik karena menjadi polemik."Kita akan terus tingkatkan pengamanan dan komunikasi dengan pengurus tempat ibadah terkait langkah pencegahan dini," katanya.
Selain itu, pihaknya juga meminta peran serta masyarakat untuk melaporkan hal-hal yang mencurigakan. "Kami juga imbau kepada para tokoh agama agar meningkatkan pemahaman umatnya agar tidak terprovokasi oleh ajaran yang menyesatkan," lanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar