"...........INFO KEJADIAN DI WILAYAH ANDA..........HUBUNGI KAMI DI 110 DARI HP ANDA.........."ds

Selasa, 20 September 2011

SD N ( Sekolah Darurat dan Numpang..............................


Jaman boleh bergulir, kecanggihan teknologi kian mendesak. Tapi akankah berakhir potret suram dunia pendidikan di Indonesia ?................... seperti yang terjadi di Kabupaten Ciamis. Demi kelancaran pendidikan anak-anaknya, ratusan warga Dusun Mekarjaya Desa Cimindi Kecamatan Cigugur bahu-membahu membangun dua ruang belajar kelas jauh SDN 3 Cimindi. Ruang kelas didirikan di tanah milik desa. Rangka bangunannya bambu, dindingnya bilik setengah terbuka dan alasnya tetap tanah. Ketua RT 04/10 Dusun Mekarjaya Ukus (53) mengatakan warga terpaksa membangun ruang kelas darurat karena satu ruang kelas jauh yang tersedia tidak mampu menampung seluruh siswa. “Anak-anak yang berlajar di sini banyak, sementara ruang kelas hanya ada satu. Itu pun belum selesai (pembangunannya, red),” ungkap dia saat membangun ruang kelas darurat kemarin. Ukus menerangkan ruang kelas jauh sangat dibutuhkan warga mengingat letak sekolah dasar induk sangat jauh.
“Yang terdekat hanya SDN 3 Cimindi. Itu pun sekitar tujuh kilometer dari sini. Yang sekolah banyak, bukan warga dusun ini saja. Banyak juga anak-anak dari Desa Margacinta dan Desa Cibanten Kecamatan Cijulang yang jaraknya lebih jauh lagi,” tuturnya. Selain jarak ke sekolah induk jauh, kata dia, jalan menuju sekolah rusak berat sehingga menyulitkan anak-anak usia sekolah.
“Sejak zaman saya sekolah (40-an tahun lalu, red) sampai sekarang tidak banyak yang berubah. Dulu saya sekolah di gubuk bilik seperti ini, sekarang anak cucu saya juga masih ngalamin,” kenangnya. Ukus dan warga lain berharap pemerintah memperhatikan nasib anak-anak sekolah di pedesaan. “Bagaimanapun sekolah sangat penting. Walaupun serba kekurangan sarana ya minimal mereka dekat ke sekolah. Karena itulah kami rela keluar keringat, pikiran dan materi untuk membuat sarana belajar. Mudah-mudahan bermanfaat walaupun tidak bertahan lama,” tuturnya.
Yayat Hidayati, salah seorang guru di SDN 3 Cimindi mengatakan, warga Mekarjaya sangat peduli terhadap pendidikan. Makanya, mereka rela meluangkan tenaga, waktu dan materi untuk membangun sarana pendidikan. “Alhamdulillah warga di sini sangat kompak, bahkan tidak hanya kaum laki-laki, perempuan pun ikut berpartisipasi, demi menyekolahkan anak-anak mereka,” tuturnya. Yayat menjelaskan bulan November 2010 satu ruang kelas jauh sudah dibangun melalui program desa mandiri. Sumber dananya dari APBD Provinsi Jabar sebesar Rp 40 juta. Hanya saja, sampai saat ini bangunannya belum tuntas karena dana tidak mencukupi. Pembangunannya sekitar 30 persen lagi. “Namun sudah digunakan untuk proses KBM (kegiatan belajar mengajar) meskipun harus berdesak-desakan karena siswanya banyak,” tuturnya. Dikatakan Yayat, ada sekitar 40 siswa yang belajar di ruang kelas jauh mulai dari kelas I hingga kelas IV.  
Di tempat terpisah, Kepala UPTD Pendidikan Cigugur Tata Sujana mengaku telah mengusulkan pembangunan ruang kelas jauh kepada instansi di tingkat yang lebih atas namun hingga saat ini belum terealisasi.
“Tahun lalu (2010) tidak ada anggaran untuk RKB (ruang kelas baru) sehingga tidak terealisasi, mudah-mudahan untuk tahun anggaran selanjutnya bisa terealisasi. Kami sudah mengusulkan kembali agar bisa dibangun ruang kelas yang memadai,” terang dia. Jadi tinggal menunggu realisasi anggaran tidak hanya menunggu dan menunggu………………entah sampai kapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar