"...........INFO KEJADIAN DI WILAYAH ANDA..........HUBUNGI KAMI DI 110 DARI HP ANDA.........."ds

Minggu, 11 September 2011

Susi Pudjiastuti :" Ini Musibah Terjelek Bagi Kami ".


Jumat kemarin, dalam satu hari dua pesawat Susi Air mengalami musibah. Pertama Pesawat Type Cessna C208 B Grand Caravan jatuh di pegunungan Papua. Lalu, satu pesawat milik Susi Air, tergelincir akibat pecah ban di Kupang.
Pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti, mengungkap kejadian ini merupakan musibah yang sangat berat. Ia memang membangun bisnis penerbangan ini dengan susah payah dan berharap ini merupakan kejadian yang terakhir.
"Ini musibah terjelek pertama dan terakhir bagi kami," katanya.
Untuk kecelakaan pesawat di pegunungan Papua menurut Susi penyebab utamanya bisa jadi faktor cuaca. Tapi untuk mengetahuinya secara detil, pihaknya bersama Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), akan melakukan investigasi bersama. Kemungkinan juga ada penyebab lain, yaitu overload cargo.
Padahal, pesawat yang mengalami kecelakaan di pegunungan Papua masih tergolong baru. Pesawat itu merupakan produksi tahun 2007. Peristiwa ini tentu saja berdampak langsung pada kepercayaan konsumen, dan Susi bertekad untuk mengembalikan kepercayaan itu.
"Menjaga track record 7 tahun. Training yang cukup dan terbang di wilayah-wilayah tertentu," katanya.

Susi Air membantah penyebab kecelakaan karena kondisi pesawat.

Dalam sehari pesawat Susi Air mengalami dua kecelakaan. Untuk kecelakaan pesawat di pegunungan Papua, pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti mengatakan, sementara penyebab utama kecelakaan adalah faktor cuaca.

"Kita tidak melepas kemungkinan human error terjadi," kata Susi, di Kantor Susi Air, Pangandaran Jawa Barat, Sabtu 10 September 2011.

Lebih lanjut, kata dia, untuk penyebab kecelakaan, pihaknya bersama Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), akan melakukan investigasi bersama. Penyebab lain, kata Susi, ada kemungkinan overload cargo. "Pencarter-pencarter memuat semaksimal mungkin, menambah load maksimum akhirnya pesawat terlalu berat," ujar Susi.
Meski demikian, kecelakaan juga bisa disebabkan kombinasi antara cuaca dan human error. "Bisa juga kurang pengalaman pilot tapi yang pasti cuaca jelek," kata dia. Untuk overload cargo dan human error, pihak Susi Air masih menunggu investigasi bersama KNKT.
Meski demikian, Susi membantah penyebab kecelakaan disebabkan karena kondisi pesawat. "Pesawat kita buatan 2007. Masih lumayan muda," ucapnya.
Susi menambahkan, pesawat yang dimilikinya tersebut dilengkapi alat pendeteksi. "Untuk maintanance ada regular check. Kalau dari sisi itu sepertinya tidak ada," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar